REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengingatkan warga tidak melakukan euforia berlebihan atas pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Terbatas.
Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) PP Muhammadiyah Budi Setiawan mengatakan pemerintah memberikan relaksasi di sejumlah sentra kegiatan masyarakat. Namun, yang ditemui di lapangan, masyarakat seolah merayakannya dan kerap abai protokol kesehatan.
"Inilah satu kenyataan sebagian masyarakat masih tidak sabar," ujar Budi dalam keterangan tertulis, Rabu (22/9).
Budi menitikberatkan di kota-kota yang mengandalkan sektor pariwisata sebagai pendapatan daerah masih banyak ditemui masyarakat abai protokol kesehatan. Ia mencontohkan angka penularan Covid-19 di Yogyakarta.
Beberapa hari terakhir memang mengalami penurunan, akan tetapi pada Selasa kembali menunjukkan peningkatan. "Saya baca di sebuah media mengatakan berhentinya tren menurun, ini kan satu peringatan luar biasa," kata dia.
Kenyataan tersebut menunjukkan ketika masyarakat abai terhadap prokes, besar kemungkinan angka terpapar Covid-19 kembali naik. Oleh karena itu, Muhammadiyah mewanti-wanti semua pihak tidak abai terhadap prokes yang selama ini berlaku.
Ia juga menyoroti pentingnya prokes di sekolah-sekolah yang menggelar PTM. Perlu pengawasan ketat agar tidak terjadi klaster penularan di sekolah.
Klaster sekolah tidak bisa diremehkan karena ikut menyumbang angka kenaikan terpapar Covid-19. "Kepada masyarakat yang sudah vaksin, baik itu vaksin dosis satu dan dua harus tetap taat prokes, termasuk kepada anak-anak yang sudah mulai melakukan PTM, supaya diedukasi tentang taat prokes sebab pandemi Covid-19 belum selesai," kata dia.