REPUBLIKA.CO.ID, KOTA GAZA -- Empat bulan setelah serangan mematikan Israel, tahap pertama dari proses rekonstruksi di Jalur Gaza akan segera dimulai. Rencana rekonstruksi telah ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Gaza, Komite Qatar untuk Rekonstruksi Gaza dan pihak-pihak internasional lainnya.
Wakil sekretaris Kementerian Pekerjaan Umum, Naji Sarhan, mengatakan bahwa beberapa negara telah berjanji untuk berkontribusi pada proses rekonstruksi Gaza. Ia menyebut pekerjaan rekonstruksi tersebut akan dimulai pada Oktober mendatang.
"Qatar menjanjikan 500 juta dolar AS untuk membangun kembali unit-unit perumahan yang hancur dalam serangan Israel baru-baru ini, di mana Mesir menjanjikan 500 juta dolar AS yang akan digunakan untuk infrastruktur dan menghancurkan jalan-jalan," kata Sarhan kepada Aljazirah, dilansir Ahad (26/9).
Serangan 11 hari pada Mei 2021 lalu telah menewaskan lebih dari 260 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak. Serangan itu ditandai dengan peningkatan penargetan terhadap rumah warga sipil dan infrastruktur.
Sekitar 2000 rumah hancur, dan 22.000 unit lainnya mengalami kerusakan sebagian. Akibatnya, puluhan ribu warga Palestina mengungsi. Sementara itu, setidaknya empat gedung tinggi diratakan, dan 74 bangunan publik menjadi sasaran.
Menurut Sarhan, kerugian dalam perang baru-baru ini diperkirakan mencapai 497 juta dolar. Ia mengatakan, blokade Israel-Mesir selama 14 tahun di jalur Gaza telah menimbulkan banyak hambatan pada proses rekonstruksi.
"Israel melarang bahan bangunan melalui penyeberangan perbatasannya, sehingga memperburuk keadaan hidup warga Palestina di Gaza," kata Sarhan.