REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, per 26 September ini, penambahan kasus mingguan di Indonesia telah mencapai 17.250 kasus atau turun 20 kali lipat dari puncak lonjakan kedua. Bahkan, kata dia, jumlah ini lebih rendah dari kasus yang terjadi pada 24 Agustus 2020 yang sebesar 18.675.
Wiku menjelaskan, penanganan Covid-19 di Indonesia ini terus mengalami perbaikan. Belajar dari krisis yang terjadi selama 1,5 tahun terakhir ini, strategi penanganan Covid-19 pun dinilainya juga semakin baik. Pada tahun lalu, kebijakan yang berlaku yakni PSBB yang kemudian menjadi PSBB transisi.
Namun, PSBB yang tidak merata di seluruh Indonesia ini menjadi tantangan untuk menekan angka penularan secara kolektif di semua wilayah. Pada saat lonjakan kasus pertama, pemerintah pun kemudian mulai menerapkan kebijakan PPKM. "Kebijakan ini berhasil menurunkan laju kasus baik pada lonjakan kasus pertama maupun kedua yang empat kali lebih tinggi."
Menurut Wiku, keberhasilan dalam melaksanakan kebijakan PPKM ini didukung oleh lima hal. Pertama, yakni kebijakan PPKM yang berlapis dimulai dengan pembatasan mobilitas dalam dan luar negeri, pengaturan aktivitas sosial ekonomi, hingga pengaturan pada pintu masuk negara.
Kedua, kebijakan berlapis tersebut dilakukan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia sehingga berhasil menekan dan menurunkan jumlah kasus secara menyeluruh dan maksimal. Ketiga, komando pengendalian Covid-19 di pegang oleh pemerintah pusat yang berkoordinasi dengan pemerintah daerah melalui koordinasi rutin mingguan hingga saat ini.
"Kami mengapresiasi upaya pemerintah daerah selama ini dan selanjutnya kami harap pemerintah daerah untuk dapat meningkatkan pengendalian kasus di wilayahnya," tambah Wiku.
Keempat, pemerintah menggunakan data kasus dan data penunjang lain yang real sebagai dasar perumusan kebijakan. Ia mencontohkan dalam penentuan zonasi dan levelling di suatu daerah. Kelima, pemerintah juga menerapkan kebijakan pembatasan pelaku perjalanan internasional dengan melakukan screening dan karantina sehingga varian baru yang muncul dapat dicegah masuk ke Indonesia.
"Penting untuk dipahami bahwa kelima hal ini merupakan modal ketahanan bangsa yang sudah mulai terbentuk dan semakin kuat seiring dengan berjalannya waktu," kata dia.
Untuk menuju endemi, lanjutnya, resiliensi dan kesigapan daerah dalam mengamati dan merespons kondisi di wilayahnya akan terus ditingkatkan melalui kebijakan yang efektif dan tepat sasaran dari pemerintah serta kepatuhan masyarakat dalam menjalankannya.