Rabu 29 Sep 2021 07:59 WIB

HSBC Kucurkan Pembiayaan Impor Vaksin Rp 2,64 T ke Bio Farma

Pada September 2021, total ada 260 juta vaksin yang datang khusus skema B to B.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Vaksin Covid-19 Sinovac. PT Bank HSBC Indonesia mengalokasikan pembiayaan impor vaksin Covid-19 sebesar 185 juta dolar AS atau setara Rp 2,64 triliun.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Vaksin Covid-19 Sinovac. PT Bank HSBC Indonesia mengalokasikan pembiayaan impor vaksin Covid-19 sebesar 185 juta dolar AS atau setara Rp 2,64 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank HSBC Indonesia mengalokasikan pembiayaan impor vaksin Covid-19 sebesar 185 juta dolar AS atau setara Rp 2,64 triliun. Adapun pembiayaan ini dilakukan dalam tiga transaksi, yakni pembiayaan 100 juta dolar AS untuk mengimpor 50 juta dosis vaksin Oxford Astrazeneca pada Februari 2021, lalu pembiayaan 35 juta dolar AS dan 50 juta dolar AS untuk mengimpor Sinovac dalam dua transaksi terpisah.

Presiden Direktur HSBC Indonesia Francois de Maricourt mengatakan ketersediaan dan akses terhadap vaksin masih menjadi tantangan bagi Indonesia, dan negara lain di dunia. “Guna mendukung pemerintah Indonesia dalam mempercepat distribusi vaksin secara signifikan, dan membuka jalan menuju pemulihan ekonomi negara,” ujarnya dalam keterangan resmi seperti dikutip Rabu (29/9).

Baca Juga

Sementara itu, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menambahkan Indonesia membutuhkan vaksin Covid-19 dalam jumlah besar guna mencapai herd immunity. Bio Farma melakukan beberapa kesepakatan Business to Business (B2B) dan Government to Government (G2G) untuk mendatangkan beberapa vaksin Covid-19 melalui COVAX Facility. 

“Pada September 2021, total ada 260 juta vaksin yang datang khusus skema B to B ini, sudah dimulai sejak Desember 2020 yang lalu, dan akan berlanjut hingga akhir 2021 mendatang untuk mendatangkan vaksin Covid-19 dari sejumlah produsen seperti dengan Sinovac, Astrazeneca, Sinopharm, dan Novavax,” ucapnya.

Direktur Keuangan, Manajemen Risiko dan SDM Bio Farma IGN Suharta Wijaya mengatakan dana talangan dengan sistem tanpa agunan dari HSBC telah digunakan untuk membeli bulk vaccines Covid-19 dari Sinovac sebanyak lima juta dosis, senilai 35 juta dolar AS. Selain itu, juga telah diserahkan sebagai uang muka pembelian CoronaVac dalam bentuk jadi senilai 50 juta dolar AS.

“Sisanya kami gunakan untuk pembayaran down payment vaksin Covid-19 dari AstraZeneca sebesar 100 juta dolar AS,” ucapnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement