Kamis 30 Sep 2021 16:46 WIB

Jabar Quick Response Bangun Jembatan Gantung Sungai Cikidang

Dalam proses pembangunan jembatan gantung, tim JQR bergotong-royong  dengan warga.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Warga menggunakan kendaraan roda dua menyebrangI jembatan gantung. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Warga menggunakan kendaraan roda dua menyebrangI jembatan gantung. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Organisasi kemanusiaan bentukan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Jabar Quick Response(JQR), sukses membangun jembatan gantung yang terbentang kokoh di atas Sungai Cikidang. Dengan jembata gantung itu, Warga Desa Tenjolaut, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, kini tak kesulitan lagi karena bisa mengakses jembatan tersebut.

Menurut Koordinator Kanal Jembatan JQR, Mulla Panggabean, kebutuhan jembatan gantung adalah salah satu kanal aduan di JQR. Masyarakat bisa melaporkan ke website jabarq.id atau media sosial JQR jika memiki persoalan terkait kebutuhan akses jembatan untuk mobilisasi keseharian warga.

“Banyak warga melaporkan soal kebutuhan jembatan gantung di daerahnya karena terputusnya akses ekonomi, pendidikn dan pelayanan lainnya. Maka daripada itu kemudian jadi isu kemanusiaan yang wajib direspon oleh JQR,” ujar Mulla dalam siaran persnya, Kamis (30/9).

Sebelumnya Warga Desa Tenjolaut harus turun melawan derasnya aliran air sungai untuk mendapatkan akses pendidikan, ekonomi, kesehatan dan lainnya. Warga nekat dan bertaruh nyawa ketika menyeberangi Sungai Cikidang dengan lebar sekitar 50 meter itu. Bahkan jika aliran sungai sedang deras, akses satu-satunya Desa Tenjolaut untuk keluar masuk ke wilayah lainnya itu tak bisa dilewati.

Dalam proses pembangunan jembatan gantung itu, tim JQR bergotong-royong  dengan warga desa. Hal ini adalah wujud dari comunity development yang dilakukan JQR untuk setiap pelaksanaan pembangunan jembatan.

Menurut Mulla, tujuan pembangunan jembatan bukan hanya membangun infrastruktur namun juga etos yang selama ini ada di desa yakni gotong royong. “Jauh hari sebelum pembangunan kami melakukan assesment dan sosialisasi sampai membentuk kelompok kerja sehingga ujungnya bukan hanya membangun infrastuktur tapi juga menghubungkan manusia dengan manusia,” katanya.

Menurutnya, partisipasi warga dipadukan dengan tim teknis pengerjaan dapat memotong waktu pembangunan. Selain itu, warga juga akan timbul rasa memiliki, sehingga kedepan turut  merawat jembatan yang dibangun. 

“Pengerjaan melalui  jasa kontraktor akan lebih lama, kunci kecepatan  adalah partisipasi masyarakat dengan tim teknis pengerjaan, disini seminggu selesai," katanya.  

Selain gotong royong dengan warga, JQR juga berkolaborasi dengan pihak swasta Bank Jabar Banten (BJB) dan Vertical Rescue Indonesia (VRI). Menurut Mulla, JQR sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan siapa pun dan mengajak untuk bersama menuntaskan permasalahan kemanusiaan di Jawa Barat.

“Sesuai dengan amanat Gubernur Jawa Barat, untuk percepatan menyelesaikan permasalahan kemanusiaan kami harus mengedepankan cara-cara kolaborasi, selama itu urusan kemanusiaan mari kita bersama selesaikan,” kata Mulla.

Kepala Desa Tenjolaut Soleh, mewakili warga mengatakan, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Jembatan gantung tersebut sangat penting bagi kehidupan warga Desa Tenjolaut. 

“Dengan jembatan ini, 1600 penduduk Desa Tenjolaut bisa menyeberang Sungai Cikidang dengan tenang, ini yang kami inginkan selama ini,” katanya.

Soleh mengatakan, telah lama memimpikan jembatan yang melintasi Sungai Cikidang. Pasalnya, akses utama keluar masuk desa yang berada di ujung Sukabumi Selatan itu terpotong lintasan aliran sungai. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement