Senin 04 Oct 2021 16:17 WIB

Polri: Perang Suku di Yahukimo Tewaskan Enam Orang

Sekitar seribuan orang terdiri dari orang dewasa, dan anak-anak mengungsi.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Agus raharjo
Kerusuhan warga (ilustrasi)
Foto: Antara/Eni Muslihah
Kerusuhan warga (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Mabes Polri mengeklaim situasi keamanan di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, di Papua, sudah berangsur pulih. Kabag Penerangan Umum (Penum) Polri, Komisaris Besar (Kombes) Ahmad Ramadhan mengatakan, pascaperang antara suku Yali, dan Kimyal, kepolisian setempat, dan satuan dari Polda Papua, sedang mengantisipasi agar perang suku tak kembali terjadi.

“Kasus di Yahukimo, adalah antar suku. Polda Papua, masih mengamankan situasi, dan menenangkan situasi, agar situasi tidak berkembang lagi. Tapi saat ini, situasi keamanan di Yahukimo, sudah berangsung tenang,” ujar Ramadhan, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (4/10).

Ia menambahkan, informasi mutakhir dari Polda Papua tentang kejadian di Dekai, Yahukimo, akan terus diperbarui. Polda Papua, sebelumnya mengabarkan, perang antar suku Yali, dan Kimyal di Dekai, Yahukimo, Papua, terjadi pada Ahad (3/10), sekitar pukul 12:45 WIT. Insiden tersebut, disebut menewaskan enam orang, dan 41 orang lainnya dirawat di rumah sakit, akibat luka-luka serius. 

Kejadian tersebut, menurut keterangan sementara berawal dari aksi penyerangan yang dilakukan Kepala Suku Kimyal, Morome Keya Busup ke perkampungan Suku Yali. Kelompok tersebut, menggunakan dua unit mobil minibus, dengan membawa orang, yang bersenjata tajam, dan panah. “Kelompok tersebut (Suku Yamli), mendatangi masyarakat Suku Yali, dan melakukan penyerangan,” ujar Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Mustofa Kamal, Ahad (3/10).

Atas penyerangan tersebut, kata Kamal, kepolisian setempat menerjunkan 20 personel keamanan, agar perang suku tak terjadi. Penerjunan personel keamanan berhasil menghalau massa Yamli untuk kembali ke perkampungan. Namun, kelompok tersebut kembali datang, menyerang orang-orang dari Suku Yali, yang berada di Hotel Nuri.

“Penyerangan tersebut, juga dilakukan dengan aksi pembakaran gedung hotel,” ujar Kamal. Tak cuma menyerang, dan melakukan pembakaran hotel. Kelompok Suku Yamli, yang dipimpin Morome Keya Busup, juga melakukan aksi penyerangan ke rumah-rumah di komplek pemukiman di sekitar Hotel Nuri.

Situasi yang semakin tak terkendali, mendesak Tentara Nasional Indonesia (TNI), juga menerjunkan personel untuk perbantuan keamanan. Gabungan Polri dan TNI, dikatakan Kamal, tetap meminta agar aksi penyerangan dan kerusuhan dihentikan. Akan tetapi, kata Kamal, upaya untuk melerai, dan menghalau aksi penyerangan tak berhasil yang berakhir pada timbulnya korban jiwa.

“Dalam aksi kejadian tersebut, korban meninggal dunia tercatat enam orang, dan luka-luka sebanyak 41 orang,” ujar Kamal.

Satu dari enam korban jiwa yang meninggal, kata Kamal, teridentifikasi sebagai penyerang yang berasal dari Suku Yamli. Sedangkan korban lainnya, masih disemayamkan di Rumah Sakit (RS) Yahukimo, termasuk korban luka-luka yang masih dalam perawatan serius. Atas perang suku tersebut, kata Kamal, juga memaksa masyarakat sipil mengungsi lantara ketakutan.

“Saat ini, di Polres Yahukimo, ada sekitar 1000-an pengungsi yang terdiri dari orang dewasa, dan anak-anak,” terang Kamal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement