Selasa 05 Oct 2021 16:08 WIB

Politikus Israel Kritik Pertemuan Abbas dan Menteri Israel

Pada Ahad (3/10) Presiden Palestina Mahmoud Abbas bertemu dengan dua menteri Israel

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Presiden Palestina Mahmoud Abbas
Foto: EPA-EFE/ FELIPE TRUEBA
Presiden Palestina Mahmoud Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Pada Ahad (3/10) lalu Presiden Palestina Mahmoud Abbas bertemu dengan Menteri Kesehatan Israel Nizan Horowitch dan Menteri Kerja Sama Regional Issawi Frej. Pertemuan dengan politisi dari partai moderat kiri Meretz itu digelar di Ramallah, Tepi Barat.

Usai pertemuan tingkat tinggi kedua dalam beberapa bulan terakhir itu, kedua belah pihak mengatakan mereka berusaha agar solusi negara dalam mengakhiri konflik Israel-Palestina tetap bertahan. Di mana berdirinya negeri Palestina di Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Timur Yerusalem.

Baca Juga

Abbas dilaporkan meminta dua menteri itu untuk menyampaikan undangan ke menteri-menteri Israel lainnya untuk bertemu dengannya. Terutama Menteri Dalam Negeri Ayelet Shaked dari partai sayap kanan Yamina. Shaked menyerang Abbas dengan mengatakan tidak akan bertemu dengan orang yang 'membantah adanya Holocaust'.

"Orang yang menggugat tentara-tentara Israel di Den Haag dan bertanggung jawab atas pembunuhan Yahudi," kata Shaked di Twitter seperti dikutip Times of Israel, Selasa (5/10).

Shaked menyinggung kebijakan pemerintah Palestina yang memberikan uang bulanan pada kelompok bersenjata di Palestina. Uang tersebut diberikan pada orang-orang yang dipenjara Israel atau keluarga korban yang dibunuh Israel. Tel Aviv berulang kali mengencam kebijakan tersebut.

Anggota parlemen dari sayap kanan Israel mengecam pertemuan di Ramallah. "Saat di puncak angka kematian (virus corona) menteri kesehatan meninggalkan rapat kabinet virus corona untuk bertemu dengan (Abbas)," cicit pemimpin oposisi Benjamin Netanyahu.

Ketua partai sayap kanan Likud dan anggota parlemen, Eli Cohen, menyerang Perdana Menteri Naftali Bennett karena tidak mencegah pertemuan tersebut. "Hari-hari ini tidak ada perdana menteri di Israel dan setiap menteri melakukan apa yang menurutnya pantas," cicit Cohen.

Ketua partai sayap kanan garis keras Religious Zionism dan anggota parlemen, Bezalel Smotrich, menuduh pemerintah Bennett menyebabkan 'kerusakan strategis yang luar biasa' dengan bertemu Abbas. "Setelah menjadi persona non grata di panggung internasional, anggota koalisi memberi Abbas kehidupan baru dan sekali lagi membuatnya pemain yang relevan," kata Smotrich di media sosial.

Sebelum bertemu dengan menteri-menteri dari Partai Meretz Ahad (4/10) kemarin, Presiden Palestina Mahmoud Abbas berbicara dengan orang tua dua warga Palestina yang tewas dibunuh pasukan Israel baru-baru ini.

Kantor berita resmi Palestina, Wafa, melaporkan Abbas menelepon ayah Israa Khuzaimia yang ditembak polisi Israel Kamis (30/9) saat perempuan berusia 30 tahun itu mencoba menikam polisi di Kota Tua Yerusalem. Abbas menyampaikan duka cita atas kematian Khuzaimia, ibu empat orang anak.

Abbas juga menelepon ayah Alaa Nassar Shafik Zayoud, seorang anggota Jihad Islam yang juga dibunuh Kamis lalu. Zayoud dibunuh setelah ia melepaskan tembakan ke Angkatan Bersenjata Israel (IDF) dan petugas Polisi Perbatasan Israel di Kfar Bourkin dekat Jenin, Tepi Barat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement