REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) optimistis capaian surplus perdagangan tahun 2021 bakal melampaui 2020. Perjanjian dagang yang telah disepakati diharapkan terus membantu Indonesia meningkatkan ekspor ke sejumlah negara mitra.
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga, mengatakan, surplus dagang yang diperoleh saat ini tidak boleh membuat Indonesia lengah. Pemerintah bersama pelaku eksportir harus tetap waspada terhadap berbagai kemungkinan yang bisa menekan laju permintaan maupun harga produk ekspor dari Indonesia.
Mengutip data BPS, surplus perdagangan barang kurun waktu Januari-Agustus 2021 tembus 19,17 miliar dolar AS, tertinggi dalam lima tahun terakhir. Adapun surplus dagang sepanjang tahun 2020 tercatat sebesar 21,74 miliar dolar AS.
"Masih ada empat bulan lagi hingga akhir tahun tapi angka surplus sudah mendekati capaian sepanjang 2020. Saya yakin akhir tahun nanti surplus perdagangan kita akan lebih tinggi dari tahun lalu," kata Jerry, Selasa (5/10).
Ia pun memaparkan, sejauh ini ini Kemendag sudah menyelesaikan 23 perjanjian dagang di seluruh dunia. Sementara itu, masih ada 12 perjanjian dagang yang masih dalam proses perundingan.
Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa Indonesia saat ini memiliki posisi yang cukup kuat di pasar global dan memainkan peran penting. Baik di lingkup perjanjian bilateral maupun multilateral.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong agar para UMKM terus optimistis dalam meningkatkan kualitas produk. Hal itu demi mendukung daya saing yang lebih kuat untuk bisa menembus pasar ekspor. "Surplus itu karena ekspor lebih tinggi daripada impor dan itu mutlak. Tentu ini adalah hasil kerja keras bersama," ujar dia.