REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) berencana membuat jembatan yang menghubungkan Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis, sebagai pengganti Jembatan Cirahong. Sebab, saat ini kendaraan roda empat tak lagi diperbolehkan melintasi jembatan yang dimiliki oleh PT KAI itu.
Wakil Gubernur (Wagub) Jabar, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, upaya mencari alternatif jembatan untuk menggantikan fungsi Jembatan Cirahong sebenarnya telah menjadi wacana sejak 2015. Ketika itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya dan Pemkab Ciamis ingin membuat Jembatan Betman (Benteng-Manonjaya).
"Saat saya jadi Bupati Tasikmalaya pada 2015 bersama Pak Iing Bupati Ciamis ketika itu, kita merintis Jembatan Betman. Karena dikhawatirkan ketika itu Jembatan Cirahong tak bisa lagi dimanfaatkan kendaraan bermotor," kata dia di Tasikmalaya, Rabu (6/10).
Kekhawatiran itu baru terbukti saat ini. PT KAI tak lagi memperbolehkan kendaraan roda empat melintas demi keselamatan perjalanan kereta api yang melintas di atasnya. Saat ini, bagian bawah Jembatan Cirahong hanya boleh dilalui pejalan kaki atau kendaraan roda dua.
"Maka yang dulu saya rintis akan kita lanjutkan. Di pemprov juga sudah ada DED-nya," kata Uu.
Ia menyebut, pada 2015, diperkirakan pembangunan Jembatan Betman akan menghabiskan anggaran sebesar Rp 400 miliar. Namun, setelah ditunjau ulang, estimasi anggaran yang diperlukan saat ini diperkirakan akan mencapai Rp 700 miliar, termasuk untuk membuat akses jalan ke jembatan itu.
Menurut Uu, Pemprov Jabar tak mungkin bisa menganggarkan dana sebesar itu untuk pembagunan jembatan, apalagi pemerintah kabupaten. Karena itu, pihaknya akan meminta bantuan ke pemerintah pusat untuk membangun jembatan tersebut.
Ia menjelaskan, apabila pembangunan jembatan itu dapat terealisasi, akan banyak manfaat bagi masyarakat sekitar. "Pertama, jelas sebagai sarana konektivitas. Kedua, bisa dijadikan sebagai wahana wisata," kata dia.
Uu mengatakan, Pemprov Jabar telah menyiapkan desain untuk jembatan yang akan memiliki panjang sekitar 520 meter dan lebar 9-12 meter itu. Menurut dia, desainnya tak kalah dengan Jembatan Pasopati.
Ia menambahkan, dari Jembatan Betman juga akan terlihat pemandangan Bendungan Leuwikeris, yang saat ini masih dalam tahap pembangunan. "Ini bisa jadi ikon wisata Jabar kedua, setelah Jembatan Pasopati," kata dia.
Selain itu, menurut Uu, ada Jembatan Betman juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Tasikmalaya dan Ciamis. Sebab, rencananya juga akan dibuat rest area di wilayah Tasikmalaya dan Ciamis untuk para pengendara.
"Karena ini juga kan nanti akan berdekatan dengan pintu tol (Bandung-Cilacap) di Ciamis," kata dia.
Uu berharap, rencana pembangunan Jembatan Betman dapat direspon dengan baik oleh pemerintah pusat. Pihaknya juga akan terus berupaya agar rencana itu bisa segera terealisasi. "Kita akan lobi-lobi terus pemerintah pusat," kata dia.
Sebelumnya, PT KAI memutuskan tak lagi memperbolehkan kendaraan roda empat melintasi Jembatan Cirahong per 1 September 2021. Jembatan yang fungsi utamanya sebagai perlintasan kereta api tersebut, bagian bawahnya hanya boleh dilintasi kendaraan roda dua dan pejalan kaki.
Manager Humas PT KAI Daop 2 Bandung, Kuswardoyo mengatakan, penutupan itu berlaku resmi terhitung mulai 1 September 2021. Jembatan Cirahong hanya diizinkan untuk lalu lintas pejalan kaki dan pengguna kendaraan roda dua dari Kabupaten Ciamis menuju Kabupaten Tasikmalaya dan sebaliknya.
Ia menjelaskan, keputusan itu merupakan hasil rapat bersama antara PT KAI Daop 2 Bandung, Dirjenka, BTP Jawa Bagian Barat, Dishub Provinsi Jawa Barat, Dishub Kabupaten Ciamis, Dishub Kabupaten Tasikmalaya, Dinas PUPR Kabupaten Ciamis, dan Dinas PUPR Kabupaten Tasikmalaya.