Selasa 12 Oct 2021 09:20 WIB

3.538 Masjid Telah Tergabung dalam Program Adzan Terpadu 

Adzan terpadu di masjid untuk mengatasi soal waktu adzan yang dikumandangkan berbeda

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
3.538 Masjid Telah Tergabung dalam Program Adzan Terpadu . Foto:  Masjid Nafisa di Kairo, Mesir.
Foto: Wikipedia
3.538 Masjid Telah Tergabung dalam Program Adzan Terpadu . Foto: Masjid Nafisa di Kairo, Mesir.

REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO—Kementerian Wakaf Mesir mengumumkan telah memasukkan ratusan masjid baru dalam proyek adzan terpadu di Greater Cairo. Proyek penyatuan adzan ini bertujuan menghilangkan polusi suara yang disebabkan perbedaan waktu pengumandangan adzan oleh beberapa masjid.

Kepala Departemen Pusat Manajemen Strategis di Kementerian Wakaf, Amr Shoukry, membenarkan, ada 426 masjid baru yang dimasukkan dalam proyek selama kuartal pertama. Dia mengatakan, ini menjadikan total masjid adzan terpadu menjadi 3.538 masjid. Kementerian Wakaf berusaha menggeneralisasi pengalaman adzan terpadu di seluruh wilayah Mesir, dengan penyesuaian perbedaan waktu untuk setiap wilayah.

Baca Juga

Mantan menteri Wakaf Agama Mahmoud Hamdi Zakzouk adalah orang pertama yang mulai mengimplementasikan proyek tersebut di masjid-masjid Kairo Raya. Pada akhir 2009, Zakzouk meluncurkan inisiatif untuk memulai adzan terpadu di semua masjid untuk mengatasi masalah adzan yang dikumandangkan pada waktu yang berbeda.

Proyek ini awalnya menargetkan 4.000 masjid di Kegubernuran Kairo Raya, yang meliputi Kairo, Giza dan Qaliubiya. Namun saat revolusi 25 Januari 2011 terjadi, proyek Adzan Bersatu menghadapi krisis besar.

Menteri Wakaf Mohamad Mukhtar Gomaa menghidupkan kembali gagasan itu pada tahun 2014, tetapi menghadapi masalah teknis. Pada tahun 2019, Gomaa mengumumkan bahwa proyek tersebut akhirnya akan dilaksanakan.

Namun karena masalah teknis yang sedang berlangsung, percobaan awalnya dimulai di 115 masjid sebagai fase percontohan, kemudian diperluas hingga mencakup ratusan masjid. Proyek ini bergantung pada suara terpadu dari satu muadzin, disesuaikan dengan waktu setempat untuk setiap wilayah, yang disiarkan melalui sinyal siaran bersama di masjid-masjid melalui penerima nirkabel.

Sistem siaran dalam Adzan terpadu dicirikan oleh volume rata-rata mikrofon. Agar tidak mengganggu orang-orang di daerah itu dan penduduk sekitarnya, bunyi adzan telah diatur sebelumnya oleh para insinyur suara, sehingga tidak ada yang bisa memanipulasi siaran dan tingkat volume.

Pekerja masjid sangat penting untuk proyek ini, karena mereka akan membuka perangkat penerima nirkabel lima menit sebelum Adzan dan kemudian menutupnya setelah kumandang adzan selesai. Penerima terdiri dari dua buah elektronik, dan unit logam cekung untuk menerima siaran, yang dipasang di bagian atas masjid.

sumber: https://www.egyptindependent.com/egypt-authorities-includes-more-mosques-in-the-unified-adhan-project/

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement