REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Kegiatan susur sungai yang dilaksanakan MTs Harapan Baru di Sungai Cileueur, Desa Utama, Kecamatan Cijeunjing, Kabupaten Ciamis, disebut bukanlah program dari Pramuka. Kegiatan yang mengakibatkan 11 siswa meninggal itu merupakan kegiatan kepanduan mandiri yang dilakukan rutin oleh madrasah itu.
Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Jawa Barat (Jabar), Atalia Praratya mengatakan, MTs Harapan Baru bukan termasuk dalam gugus depan. Madrasah itu juga tidak melaksanakan ekstrakurikuler pramuka.
"Kalau pramuka, kita punya pedoman yang sangat matang disusun. Termasuk juga manajemen risiko kegiatannya, yang di dalamnya ada susur sungai," kata dia saat meninjau TKP susur sungai di Kabupaten Ciamis, Sabtu (16/10).
Ia menjelaskan, gerakan pramuka juga selalu mengikuti pedoman pemerintah dalam melaksankan kegiatan. Apalagi, saat ini sekolah-sekolah masih melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Artinya, untuk sementara waktu kegiatan di lapangan sangat tidak direkomendasikan dilakukan. Pihaknya lebih mendorong kegiatan dilakukan di dalam lingkungan sekolah.
Kendati demikian, Atalia mengatakan, kedatangannya ke Kabupaten Ciamis bukan untuk menyalahkan siapapun. "Saya hadir untuk mendorong agar anak di Jabar terlindungi dan aman," katanya.
Karena itu, ia mengingatkan, kegiatan lain yang dilaksankan organisasi manapun, harus seusai dengan protokol kesehatan, keamanan, dan keselamatan. Dengan begitu, para peserta didik yang mengikutinya dapat tetap aman.
Atalia, yang juga mewakili Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar, menyampaikan rasa berbelasungkawa. Ia berharap, peristiwa itu tak terjadi di kemudian hari.
"Ini musibah luar biasa. Sesuatu yang menjadi keprihatinan kita bersama, orang tua, sekolah, dan Kwarda Pramuka Jabar. Tentu kita doakan kepada almarhum dan almarhumah semoga mereka diterima di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa," ujarnya.
Sebelumnya, dalam kegiatan susur sungai yang dilaksanakan MTs Harapan Baru di Sungai Cileueur Kabupaten Ciamis pada Jumat (15/10) menyebabkan 11 orang siswa meninggal dunia. Delapan orang merupakan laki-laki dan tiga orang perempuan.