Selasa 19 Oct 2021 18:02 WIB

Kasus Penipuan CPNS Olivia Nathania Naik ke Penyidikan

Dugaan penipuan CPNS Olivia Nathania timbulkan kerugian hingga Rp 9 M.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan dugaan penipuan CPNS oleh Olivia Nathania naik tahap ke penyidikan.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan dugaan penipuan CPNS oleh Olivia Nathania naik tahap ke penyidikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyidik Polda Metro Jaya meningkatkan kasus dugaan penipuan bermodus rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) oleh anak penyanyi lawas Nia Daniaty, Olivia Nathania. Kasus tersebut naik ke tahap penyidikan.

"Kemarin sudah dilakukan pemeriksaan tambahan untuk saudari O (Olivia), kita lakukan gelar perkara. Hasilnya adalah dari penyelidikan naik ke penyidikan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus di Jakarta, Selasa (19/10).

Baca Juga

Yusri mengatakan berdasarkan hasil gelar perkara, penyidik menemukan adanya unsur pidana. Dari situ Polda menaikan status kasunya ke tahap penyidikan. "Ada unsur-unsur pidana di situ yang kita temukan," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan Olivia dan suaminya Rafly dilaporkan ke Polda Metro Jaya pada 23 September 2021 atas tuduhan penggelapan, penipuan, dan pemalsuan surat terhadap 225 orang dengan total kerugian diperkirakan mencapai Rp 9,7 miliar. Laporan polisi tersebut tertuang dengan laporan bernomor LP/B/4728/IX/SPKT/Polda Metro Jaya tertanggal 23 September 2021.Adapun pasal yang dipersangkakan sesuai laporan tersebut, yakni Pasal 378 KUHP dan atau Pasal 372 KUHP dan atau Pasal 263 KUHP tentang penipuan dan atau penggelapan dan atau pemalsuan surat.

Olivia dan Rafly telah menjalani pemeriksaan pada Senin (11/10). Penyidik masih memerlukan keterangan tambahan dari Olivia sehingga yang bersangkutan dipanggil kembali oleh polisi pada Senin (18/10).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement