Jumat 22 Oct 2021 07:01 WIB

DPK BCA Capai Rp 923,7 Triliun

Total DPK naik sebesar 18,3 persen (yoy).

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengumumkan, Dana Pihak Ketiga (DPK) perusahaan membukukan kinerja positif pada kuartal III 2021.
Foto: istimewa
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengumumkan, Dana Pihak Ketiga (DPK) perusahaan membukukan kinerja positif pada kuartal III 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengumumkan, Dana Pihak Ketiga (DPK) perusahaan membukukan kinerja positif pada kuartal III 2021. Current Account and Saving Account (CASA) atau dana murah naik 21,0 persen year on year (yoy) mencapai Rp 721,8 triliun per September 2021. 

Sementara, deposito meningkat 9,7 persen (yoy) menjadi Rp 201,9 triliun. Secara keseluruhan, total DPK naik sebesar 18,3 persen (yoy) menjadi Rp 923,7 triliun, sehingga mendorong total aset BCA tumbuh 16,5 persen yoy mencapai Rp 1.169,3 triliun. 

Baca Juga

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan, pendanaan CASA yang solid ditopang kinerja BCA dalam mempertahankan kekuatan di segmen perbankan transaksi. Terutama dalam memperkuat ekspansi ekosistem digital dan basis nasabah. 

Per September 2021, CASA berkontribusi hingga 78,1 persen dari total dana pihak ketiga. BCA memproses 45,7 juta transaksi per hari secara rata-rata pada sembilan bulan pertama 2021, naik 39,2 persen dari periode yang sama tahun lalu, yang mana menjadi kenaikan tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Jahja mengatakan, perusahaan tidak hanya melihat jumlah akun tabungan atau number of account melainkan melihat jumlah transaksi. "Enggak ada gunanya number of account yang penting transaksinya," kata Jahja dalam konferensi pers virtual, Kamis (21/10).

Seiring pertumbuhan likuiditas yang kokoh serta kinerja outstanding kredit yang membaik. Kata Jahja, BCA mempertahankan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (net interest income) selama sembilan bulan pertama 2021, yakni naik 3,3 persen (yoy) menjadi Rp 42,2 triliun. Pendapatan selain bunga tercatat Rp 15,5 triliun pada periode sama atau tumbuh 2,4 persen (yoy).

Kinerja positif pendapatan selain bunga ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 11,2 persen (yoy) menjadi Rp 10,7 triliun. Secara total, pendapatan operasional tercatat Rp 57,6 triliun atau naik 3,1 persen (yoy). Sementara, laba bersih tumbuh 15,8 persen (yoy) menjadi Rp 23,2 triliun, ditopang oleh penurunan biaya operasional dan biaya provisi kredit yang lebih rendah. 

Ia menyatakan, rasio keuangan BCA tetap kokoh dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 26,2 persen, di atas ketentuan regulator. Sementara, kondisi likuiditas tetap memadai dengan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 62,0 persen. 

Rasio kredit bermasalah (non-performing loan) terjaga sebesar 2,4 persen didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi. Rasio pengembalian terhadap aset (return on asset) tercatat sebesar 3,5 persen, dan rasio pengembalian terhadap ekuitas (return on equity) sebesar 18,7 persen. Sebagai tambahan, rasio loan at risk (LAR) turun ke 17,1 persen pada sembilan bulan pertama 2021, dari 19,1 persen pada semester I 2021.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement