Ahad 24 Oct 2021 07:23 WIB

Bolehkah Meletakkan Alquran di atas Tanah?

Menempatkan Alquran di posisi lebih tinggi lebih utama.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Bolehkah Meletakkan Alquran di atas Tanah?. Foto:   Alquran (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Bolehkah Meletakkan Alquran di atas Tanah?. Foto: Alquran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Apakah hukum dari meletakkan mushaf Alquran di atas tanah atau lantai untuk waktu yang sebentar atau lama? Dan wajibkah umat meletakkan mushaf pada tempat yang tinggi dari lantai dengan tinggi minimal satu jengkal?

Dikutip dari buku Tajwid Lengkap Asy-Syafi'i karya Abu Ya'la Kurnaedi, Meletakkan mushaf Alquran di tempat yang tinggi lebih utama, seperti di atas kursi atau rak pada dinding yang jauh dari permukaan tanah maupun lantai.

Baca Juga

Adapun apabila terpaksa meletakkannya di lantai karena kebutuhan mendesak dan bukan untuk menghinakannya, dengan catatan permukaannya suci, seperti saat seseorang mengerjakan shalat dan tidak mendapati tempat yang tinggi, atau ketika sujud tilawah, maka melakukan yang demikian tidak mengapa insya Allah.

Tidak diketahui adanya larangan terkait hal ini. Walaupun begitu, meletakkannya di atas kursi, bantal, atau rak dinilai sebagai sikap yang lebih hati-hati.

Telah tsabit (tetap) bahwa ketika Nabi ﷺ meminta Taurat untuk diperiksa dengan sebab pengingkaran kaum Yahudi terhadap hukum rajam, beliau pun meminta dibawakan Taurat dan sebuah kursi kemudian meletakkan Kitab itu di atasnya, lalu beliau memerintahkan seseorang memeriksanya sampai mendapatkan ayat yang menunjukkan hukum rajam sekaligus menyangkal kedustaan orang-orang Yahudi.

Dari kisah itu diketahui bahwa jika kepada Taurat saja disyariatkan untuk meletakkannya di atas kursi karena mengandung sebagian firman Allah, maka perlakuan terhadap Alquran lebih utama dengan meletakkannya di atas kursi, mengingat Kitabullah lebih afdhal daripada Taurat.

Kesimpulannya, meletakkan Alquran di tempat yang tinggi seperti kursi, sesuatu yang dijadikan alas, pada rak dinding, atau dalam celahnya, maka hal itu lebih utama dilakukan karena di sini terdapat peninggian, pengagungan, dan penghormatan terhadap Kalamullah.

Tidak diketahui dalil larangan orang yang meletakkan Alquran di atas tanah atau lantai yang suci dan bersih ketika ada hajat (kebutuhan) atau udzur (halangan) (Majmu Fatawa Maqalat Mutanawwi'ah).

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement