Senin 25 Oct 2021 12:32 WIB

Bakteri Mematikan Ditemukan di Semprotan Aromaterapi Walmart

Bakteri mematikan ini biasa hidup di iklim tropis.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Bakteri
Foto: pixabay
Ilustrasi Bakteri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakteri langka dan dapat mematikan ditemukan dalam sebuah produk semprotan aromaterapi yang dijual di toko Walmart, Amerika Serikat (AS). Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), produk tersebut dikaitkan dengan wabah misterius penyakit bakteri melioidosis, yang membuat empat orang sakit di Amerika pada tahun ini.

Wabah diumumkan pertama kali pada Agustus yang membuat para peneliti bertanya-tanya. Sebab,  biasanya bakteri tersebut, yang dikenal juga sebagai Burkholderia pseudomallei tumbuh di iklim tropis dan paling sering terlihat di wilayah Asia Tenggara dan Australia Utara.

Baca Juga

Namun, tidak satu pun dari empat warga AS yang terinfeksi bakteri melioidosis telah melakukan perjalanan ke luar negeri. Sebanyak dua diantara pasien ini harus meninggal karena penyakit tersebut. 

Dari sana, pihak berwenang menyelidiki dengan memeriksa rumah empat pasien tersebut. Mereka mencari produk impor atau apapun yang dapat menjadi sumber infeksi. 

Di rumah-rumah tersebut, salah satunya ditemukan produk semprotan aromaterapi, bernama ‘Better Homes & Gardens, Lavender & Chamomile Essential Oil Infused Aromatherapy Room Spray with Gemstones. Produk tersebut kemudian diuji dan dinyatakan positif mengandung bakteri pseudomallei

CDC saat ini juga tengah melakukan tes untuk menentukan apakah sidik jari genetik bakteri yang ditemukan dalam botol semprot aromaterapi sama dengan yang membuat empat pasien sakit. Langkah tersebut akan secara tegas menghubungkan produk tersebut dengan wabah.

Pihak berwenang juga berupaya menentukan apakah tiga pasien melioidosis lainnya mungkin juga menggunakan produk ini atau produk serupa. Produk aromaterapi ini tercatat dijual di 55 Walmart dan situs website toko tersebut. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement