Senin 25 Oct 2021 18:26 WIB

UMM Borong Penghargaan di Kontes Kapal Cepat Nasional

Kunci dari keberhasilan ini adalah kepercayaan diri yang bagus.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Dua tim Mekatronic Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil memborong berbagai kejuaraan dalam perhelatan Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN) 2021.
Foto: Humas UMM
Dua tim Mekatronic Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil memborong berbagai kejuaraan dalam perhelatan Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN) 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Dua tim Mekatronic Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil memborong berbagai kejuaraan dalam perhelatan Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN) 2021 yang berlokasi di Taman Rekreasi Sengkaling, Malang. Terhitung, UMM berhasil memenangkan lima penghargaan dalam lomba yang ditutup pada Sabtu (23/10) lalu. 

Beberapa penghargaan yang berhasil diraih UMM antara lain juara 1 kategori Full Engine Remote Control (FERC), juara 3 kategori Electric Remote Control (ERC), dan best desain FERC. Tim UMM juga berhasil mendapatkan juara satu Fun Battle di masing-masing kategori.

Wakil Rektor UMM, Profesor Syamsul Arifin menjelaskan dua makna perhelatan kompetisi ini. Pertama, sebagai pengingat akan keunikan budaya bahari yang dimiliki oleh Indonesia. Menurutnya, masyarakat sudah cukup lama membelakangi laut padahal Indonesia memiliki keunggulan bahari. 

Kedua, ia menekankan akan inovasi yang ditunjukkan oleh para peserta mahasiswa. "Tentu para mahasiswa ini memiliki potensi luar biasa yang akan dimanfaatkan untuk memperkuat budaya bahari kita di masa depan,” jelasnya. 

Sementara itu, ditanya ihwal kemenangan, salah satu anggota tim Mekatronic UMM Mochamad Faizal Hazmi menilai kunci dari keberhasilan ini adalah kepercayaan diri yang bagus. Khususnya kepercayaan akan sesama anggota tim dan kemampuan kapal yang diciptakan. Meskipun begitu, ia juga sempat merasa khawatir karena kurangnya jam terbang yang dimiliki oleh para mahasiswa tim Mekatronic UMM.

Saat tim berlatih, katanya, kapal yang mereka rakit sempat menabrak dan hancur. Beruntung tim bisa bangkit membangun kembali kapal yang akhirnya menyabet juara di KKCTBN.

Pria disapa Faiz ini menjelaskan jangka waktu perakitan kapal yang ikut berkompetisi. Menurutnya, waktu paling lama yakni melakukan riset terkait bagaimana merakit kapal yang bagus dan stabil sehingga bisa meraih kemenangan.

Mahasiswa asli Malang ini juga menjelaskan mengenai perbedaan kategori ERC dan FERC. Kapal kategori ERC menggunakan baterai sebagai sumber tenaganya. Sementara itu, FERC menggunakan bahan bakar bensin untuk menggerakkan mesin kapal. 

Menurut Faiz, kedua tipe tersebut sama-sama dikendalikan oleh remote control yang dipegang oleh anggota tim. Uniknya, pada tahun ini kapal peserta juga diharuskan memiliki fitur pembidik sasaran. "Kompetisi ini sangat seru, apalagi ada konsep fun battle yang mempertemukan peserta untuk melakukan balapan di lintasan yang disediakan,” ungkap mahasiswa Teknik Mesin tersebut.

Dosen Pembimbing Tim Mekatronic UMM, Mohamad Irkham Mamungkas bersyukur akan kemenangan yang diperoleh. Keberhasilan ini tidak lepas dari kerja keras mahasiswa dan pihak-pihak yang membantu. 

Ia mengatakan, pada tahun lalu, tim-tim yang UMM kirimkan hanya mampu meraih juara dua di beberapa kategori. Hal itu juga yang membuat mereka penasaran dan ingin meraih juara pertama. " Alhamdulillah tahun ini kami bisa mendapatkan juara pertama di kategori FERC, juara ketiga kategori ERC dan beberapa juara lainnya,” ungkapnya dalam pesan resmi, Senin (25/10).

Irkham menilai bantuan dari para senior mahasiswa juga memberikan ketenangan bagi anggota tim Mekatronic UMM yang berlaga. Proses diskusi dan bimbingan dari para senior mahasiswa menjadi salah satu faktor penting kemenangan ini.

Meski begitu, ia tidak menampik bahwa tim yang ia bimbing sempat mengalami hambatan. Sebut saja kapal yang tenggelam saat percobaan hingga persiapan mendadak untuk menambahkan fitur pembidik sasaran. Beruntung, kedua hal tersebut bisa diatasi dengan cepat dan tepat. 

Menurut Irkham, para mahasiswa berinisiatif dengan baik sehingga tenggelamnya kapal tidak terjadi lagi. Mereka juga sanggup memecahkan bagaimana cara menambahkan fitur pembidik hanya dalam waktu dua hari. Semua tentu diperoleh berkat perjuangan keras para anggota tim.

Terakhir, dosen Teknik Mesin itu berharap agar Meaktronic UMM tidak jumawa. Ia ingin agar mahasiswa terus memperbarui pengetahuan dan mampu mempertahankan juara di tahun depan. Begitupun dengan usaha untuk meraih kemenangan di kategori-kategori lainnya seperti desain dan kapal selam autonomous.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement