Kamis 28 Oct 2021 15:06 WIB

Sampah di Pesisir Tanjungpinang Menumpuk Hingga 3,5 Meter

Banyak sampah plastik dan nonorganik lainnya bercampur lumpur.

Sampah di Pesisir Tanjungpinang Menumpuk Hingga 3,5 Meter. Ilustrasi
Foto: ANTARA/Adwit B Pramono
Sampah di Pesisir Tanjungpinang Menumpuk Hingga 3,5 Meter. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau menyatakan, tumpukan sampah nonorganik di sejumlah pesisir daerah itu diperkirakan mencapai 3,5 meter.

Kepala DLH Tanjungpinang Riono mengatakan, salah satu titik dengan tumpukan sampah nonorganik yang menebal hingga 3,5 meter berada di bibir pantai Senggarang. "Sudah pernah dites kedalaman sampah itu. Banyak sampah plastik dan nonorganik lainnya bercampur lumpur. Ini tentu mengganggu ekosistem di laut," ujarnya, Kamis (28/10).

Baca Juga

Menurut Riono, sampah itu bukan hanya berasal dari warga sekitar, juga dari kawasan lainnya yang dibawa gelombang laut. Solusi yang dapat dilakukan adalah penggalian sampah tersebut, kemudian dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah di kawasan Ganet.

Namun, ia meminta warga disiplin tidak membuang sampah sembarangan. Warga harus membiasakan diri membuang sampah di tong sampah agar tidak terjadi pencemaran laut.

"Fungsi laut bukan sebagai tong sampah. Sampai sekarang masih banyak warga yang tinggal di pelantar yang membuang di laut," ucapnya.

Setiap subuh hingga pagi hari, petugas kebersihan menggunakan empat unit sampan menjaring sampah-sampah di pesisir Tanjungpinang. Namun, pembersihan laut dari sampah tidak akan berhasil bila warga masih membuang sampah saat air laut pasang.

Petugas tidak dapat menjaring sampah yang terbawa gelombang dan arus yang cukup kuat saat air laut pasang. "Pakai perasaanlah, jangan buang sampah sembarang. Cintai lingkungan kita. Jangan membuat laut kotor kalau tidak bisa membersihkan," katanya.

Saat ini, tumpukan sampah pun terlihat jelas di sejumlah pelantar di kawasan kota lama di Tanjungpinang, yang mengakibatkan bau menyengat di sekitarnya. "Sampah dari rumah tangga dan pasar harus dibuang di tong sampah yang tersedia," katanya.

Riono mengungkapkan, dalam sehari sampah yang berhasil diangkut petugas kebersihan mencapai sekitar 90 ton. Sampah tersebut terdiri dari organik dan nonorganik yang kemudian dibuang di tempat pembuangan akhir di Ganet.

"Kami mengupayakan pengelolaan sampah di Ganet agar tidak terjadi penumpukan," ucapnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement