REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Museum Sumpah Pemuda di Jalan Kramat Raya 106, Jakarta Pusat, tutup sementara hingga akhir tahun untuk direvitalisasi. Kepala Museum Sumpah Pemuda Tititk Umi Kurniawati mengatakan kunjungan terakhir publik dilakukan pada Rabu (27/10), kemudian museum akan ditutup mulai Jumat (29/10) sampai akhir Desember 2021.
"Terakhir, kemarin kami masih buka tanggal 27 Oktober. Mulai Jumat (29/10), kita pembongkaran fisik untuk revitalisasi museum sampai akhir Desember," kata Titik, Kamis (28/10).
Titik menjelaskan Museum Sumpah Pemuda direncanakan dibuka kembali pada Januari 2022. Revitalisasi dilakukan dengan mengubah tata pamer koleksi museum, namun tidak mengubah bentuk bangunan karena Museum Sumpah Pemuda termasuk dalam cagar budaya.
Sementara itu, koleksi benda-benda museum seperti pameran diorama Panitia Kongres Sumpah Pemuda, hingga patung dan monumen akan disimpan sementara. Saat ini, ada 2.200 koleksi yang disimpan di Museum Sumpah Pemuda. Jumlah tersebut menurun dari 8.304 koleksi setelah diregistrasi dan diinventarisasi.
"Setelah diinventarisasi ada 2.200 koleksi, tetapi tidak kita 'display' semua. Kita simpan di gudang. Kebanyakan koleksi kami adalah tokoh-tokoh Sumpah Pemuda," kata Titik.
Adapun Museum Sumpah Pemuda seluas 1.400 meter persegi ini awalnya merupakan rumah tinggal milik Sie Kong Liang yang kemudian disewakan sebagai indekos untuk para pelajar. Dilansir dari situs resmi Museum Sumpah Pemuda, mahasiswa yang pernah tinggal antara lain Muhammad Yamin, Amir Sjarifoedin, Soerjadi (Surabaya), Soerjadi (Jakarta), Assaat, Abu Hanifah, Abas, Mohammad Amir, Roesmali, Mohammad Tamzil dan Soemanang. Titik tidak merinci anggaran untuk melakukan revitalisasi tersebut.