Jumat 29 Oct 2021 14:05 WIB

Banjir di Dumai Rendam 695 Rumah Warga

BNPB menyebut banjir bandang di Dumai berdampak pada 2.731 jiwa

Rep: Febryan A/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang warga meninggalkan rumahnya yang dilanda banjir di Kelurahan Bumi Ayu Dumai, Riau, Kamis (28/10/2021). Hujan deras yang mengguyur Dumai tiga malam berturut-turut mengakibatkan bencana banjir di sejumlah kecamatan dengan dampak terparah di Kecamatan Dumai Selatan dan Dumai Timur.
Foto: ANTARA/Aswaddy Hamid
Seorang warga meninggalkan rumahnya yang dilanda banjir di Kelurahan Bumi Ayu Dumai, Riau, Kamis (28/10/2021). Hujan deras yang mengguyur Dumai tiga malam berturut-turut mengakibatkan bencana banjir di sejumlah kecamatan dengan dampak terparah di Kecamatan Dumai Selatan dan Dumai Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir melanda Kota Dumai, Riau, pada Kamis (28/10). Banjir akibat hujan berintensitas tinggi itu mengakibatkan ratusan rumah warga terendam.

Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan, terdapat 695 kepala keluarga (KK) atau 2.731 jiwa yang terdampak banjir ini. Adapun rumah yang terendam sebanyak 695 unit. 

Baca Juga

Banjir ini, kata dia, melanda pemukiman warga di Kelurahan Bukit Datuk di Kecamatan Dumai Selatan. Pada Kamis, ketinggian muka air berkisar antara 50 - 100 sentimeter. "Kini (Jumat) dilaporkan ketinggian debit air sudah mulai berkurang sekitar 10 sentimeter dari kondisi awal," kata Abdul dalam siaran persnya, Jumat (29/10). 

Abdul menyebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Dumai telah melakukan penanganan darurat sejak Kamis. Tim BPBD mendirikan tenda dan dapur umum untuk warga terdampak. Bantuan logistik makanan juga diserahkan sebanyak 500 paket. 

Kendati demikian, Abdul meminta masyarakat Kota Dumai untuk tetap waspada. Sebab, data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan Kota Dumai berpotensi mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga Ahad (31/10). Analisa InaRISK juga menunjukkan Kota Dumai berpotensi risiko banjir kategori sedang hingga tinggi. 

Abdul juga mengimbau setiap pihak di berbagai daerah untuk waspada dan bersiaga terhadap potensi La Nina yang dapat terjadi pada periode Oktober 2021 sampai dengan Februari 2022. "Peningkatan curah hujan ini berpotensi memicu terjadinya risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor dan angin kencang," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement