REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden China Xi Jinping menyerukan pengakuan bersama terhadap vaksin Covid-19 berdasarkan daftar penggunaan darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dia tak ingin ada diskriminasi soal vaksin Covid-19 apa yang diterima seseorang.
Xi menyinggung agar vaksin buatan negaranya diakui penggunaannya di dunia. Sebab sejumlah negara maju tak mau menerima kedatangan orang dari luar negeri yang menerima vaksin Covid-19 buatan China.
Hal ini disampaikan Xi dalam sambutan pada KTT G20 di Roma melalui tautan video. Xi mengatakan China telah memberikan lebih dari 1,6 miliar suntikan Covid-19 ke seluruh dunia. China juga bekerja dengan 16 negara untuk pembuatan dosis vaksin.
“China bersedia bekerja sama dengan semua pihak untuk meningkatkan aksesibilitas dan keterjangkauan vaksin Covid-19 di negara berkembang,” kata Xi dilansir dari kantor berita Xinhua pada Ahad (31/10).
Xi menegaskan kembali dukungan China terhadap Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang membuat keputusan awal untuk melepaskan hak kekayaan intelektual vaksin Covid-19. Dia menyerukan agar perusahaan vaksin didorong untuk mentransfer teknologi ke negara berkembang.
Dua vaksin China, satu dari Sinovac Biotech dan satu dari Sinopharm, telah dimasukkan dalam daftar penggunaan darurat WHO. Xi juga menyerukan kebijakan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan global. Menurutnya China akan memperkuat koordinasi kebijakan makroekonomi dan menjaga kesinambungan, stabilitas, dan keberlanjutan kebijakan.
“Negara-negara besar harus mengadopsi kebijakan makroekonomi yang bertanggung jawab untuk menghindari efek limpahan negatif ke negara-negara berkembang dan mempertahankan operasi yang stabil dari sistem ekonomi dan keuangan internasional,” kata Xi.
Selain itu, Xi menegaskan kembali China akan bekerja untuk mencapai puncak emisi karbon pada tahun 2030. Adapun tujuannya mencapai netralitas karbon pada tahun 2060.