Senin 01 Nov 2021 19:55 WIB

Bentuk Kepribadian Anak, dengan Metode Simulasi Peran

Permainan simulasi peran mengeksplorasi berbagai rasa yang ada dalam pikiran anak

Red: Gita Amanda
Lewat Pelatihan Metode Permainan Simulasi Peran, Dosen Program Studi (prodi) Penyiaran, Fakultas Komunikasi dan Bahasa (FKB), Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) mengadakan pelatihan kepada Anak di Panti Asuhan Sakinah, Depok, Ahad (24/10) silam.
Foto: Universitas Bina Sarana Informatika
Lewat Pelatihan Metode Permainan Simulasi Peran, Dosen Program Studi (prodi) Penyiaran, Fakultas Komunikasi dan Bahasa (FKB), Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) mengadakan pelatihan kepada Anak di Panti Asuhan Sakinah, Depok, Ahad (24/10) silam.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Anak usia dini merupakan pembelajar sejati. Saat usia inilah, pengembangan imajinasi sangat diperlukan untuk membentuk kepribadian anak, agar mereka mampu memiliki daya kreativitas, kecakapan dan mampu menganalisis sebuah masalah. Lewat Pelatihan Metode Permainan Simulasi Peran, Dosen Program Studi (prodi) Penyiaran, Fakultas Komunikasi dan Bahasa (FKB), Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) mengadakan pelatihan kepada Anak di Panti Asuhan Sakinah, Depok, Ahad (24/10) silam.

Ria Yunita selaku ketua pelaksana mengungkapkan bahwa, pelatihan metode permainan simulasi peran dalam komunikasi antarpribadi ini untuk mengeksplorasikan berbagai rasa yang ada dalam pikiran anak.

Baca Juga

“Mengingat anak pada usia dini memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi dan keinginan untuk mengeksplorasikan berbagai rasa yang ada dalam pikirannya. Dalam simulasi peran ini, anak-anak akan memahami secara langsung bagaimana berinteraksi dan bersikap terhadap orang yang lebih tua atau yang lebih muda, mengajarkan empati, tanggung jawab, sopan santun, etika serta berkomunikasi yang baik dan benar,” ujarnya dalam rilis yang diterima, Senin (1/11).

Melalui pelatihan Metode Permainan Simulasi Peran, diharapkan anak-anak mendapatkan pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip atau keterampilan tertentu yang didalamnya terdapat komunikasi antar pribadi.

“Hal ini bertujuan untuk menimbulkan rasa menghormati, memahami dengan baik dan memiliki empati pada peran-peran yang ada disekitarnya, serta sikap-sikap positif lainnya pada diri anak. Hal ini dimaksudkan untuk menjadi bekal untuk berinteraksi pada masyarakat nantinya,” imbuhnya.

Permainan simulasi peran akan membantu para anak untuk mempelajari pengalaman yang berkaitan dengan aturan sosial. Melalui simulasi ini juga, para anak dapat memerankan peran yang asing untuknya, disinilah kemampuan analisis pemecahan masalah pada anak akan muncul melalui kerja sama dalam situasi kelompok.

“Permainan simulasi peran ini sangat bagus untuk melatih keterampilan anak dalam kehidupan sehari-hari untuk memahami suatu masalah. Selain itu, anak-anak juga diajarkan bagaimana menganalisis suatu masalah dan memecahkan masalah tersebut. Inilah yang menyebabkan tumbuhnya kepribadian anak melalui keaktifan, daya kreativitas dan kerja sama tim dalam berdiskusi,” tutup Ria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement