Rabu 03 Nov 2021 20:13 WIB

Temuan Baru Buktikan Teori Einstein Soal Lubang Hitam

Teori Einstein menyebut bahwa lubang hitam itu tanpa rambut.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Lubang Hitam (ilustrasi)
Foto: id.wikipedia.org
Lubang Hitam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lubang hitam merupakan bagian dari ruang waktu. Tarikan gravitasi terjadi begitu kuat, sehingga tidak satupun yang dapat lolos ‘ditelan’ olehnya. 

Dalam teori relativitas yang dikemukakan oleh Albert Einstein, keberadaan lubang hitam telah diramalkan. Tidak peduli bagaimana objek yang dimakan oleh lubang hitam, lubang hitam dicirikan hanya oleh tiga hal yakni massa, putaran, dan muatan listrik. 

Baca Juga

Ahli astrofisika mengatakan bahwa teori itu adalah lubang hitam ‘tanpa rambut’. Agar teori bahwa tanpa rambut benar adanya, materi ‘makan’ seharusnya tidak mengubah karakteristik utama lubang hitam.

Namun, sementara lubang hitam bisa diciptakan dengan medan magnet yang kuat, ini juga bisa didapatkan dengan ‘memakan’ bahan tertentu. Awan plasma juga dapat menopang medan magnet ini di sekitar lubang hitam.

Dilansir Space, saat ini sejumlah ilmuwan tengah menyelidiki hambatan tersebut dengan menggunakan komputer super untuk mensimulasikan lubang hitam yang dikelilingi oleh plasma. Dalam studi ini, mereka menemukan bahwa ketika lubang hitam telah mempertahankan medan magnet, teorema ‘tanpa rambut’ atau ‘botak’, dan teori Einstein terus berlaku.

“Dugaan tanpa rambut adalah landasan relativitas umum," ujar rekan penulis studi Bart Ripperda, seorang peneliti di Center for Computational Astrophysics (CCA) Flatiron Institute di New York, Amerika Serikat (AS) dalam sebuah pernyataan.

Menurut Ripperda, jika lubang hitam memiliki medan magnet berumur panjang, maka dugaan tanpa rambut dilanggar. Dalam simulasi para ilmuwan, tim peneliti menemukan bahwa medan magnet di sekitar lubang hitam dapat berevolusi. Simulasi mereka menunjukkan bahwa garis medan magnet di sekitar lubang hitam akan cepat pecah dan menyambung kembali. 

Fenomena ini menciptakan kantong plasma, yang diberi energi oleh medan magnet, yang akan menggelembung dan dikeluarkan ke luar angkasa atau ditelan oleh lubang hitam. Para ahli teori tidak memikirkan hal ini karena mereka biasanya menempatkan lubang hitam mereka di ruang hampa.

"Tetapi dalam kehidupan nyata, seringkali ada plasma, dan plasma dapat menopang dan membawa medan magnet. Dan itu harus sesuai dengan dugaan tanpa rambut Anda,” kata Ripperda. 

Apa yang benar-benar menyelamatkan teori tanpa rambut adalah bahwa para ilmuwan menemukan bahwa proses ini cukup cepat menguras medan magnet sampai benar-benar memudar. Penipisan ini terjadi sangat cepat, yaitu pada tingkat 10 persen kecepatan cahaya.

"Koneksi ulang yang cepat menyelamatkan dugaan tanpa rambut," kata Ripperda.

Studi terbaru dari para fisikawan ini diterbitkan di jurnal Physical Review Letters.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement