Selasa 09 Nov 2021 15:43 WIB

Bio Farma Sebut Alat Tes mBioCov Deteksi 12 Mutasi Covid-19

mBioCov sudah dikembangkan oleh Bio Farma bekerja sama dengan BPPT sejak 2020.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Dwi Murdaningsih
Pengecekan pasien dengan metode polymerase chain reaction atau PCR (ilustrasi).
Foto: AP Photo/Gerald Herbert
Pengecekan pasien dengan metode polymerase chain reaction atau PCR (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Teknologi Farmasi dan Medika (PTFM) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT Bio Farma telah mengembangkan alat tes polymerase chain reaction (PCR) dengan merek mBioCoV-19 RT-PCR Kit. Alat tersebut dinilaf efektif dalam mendeteksi 12 mutasi virus Covid-19.

"Produk mBioCov ini menyasar dua gen yang bersifat conserved, sehingga efektif mendeteksi 12 mutasi virus. Termasuk mutasi virus Covid-19 terkini, seperti Delta, Delta Plus, dan Mu," ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi VI DPR, Selasa (9/11).

 

Ia menjelaskan, mBioCov sudah dikembangkan oleh Bio Farma bekerja sama dengan BPPT sejak 2020. Produk tersebut memiliki spesifibilitas sebesar 100 persen yang mampu mendeteksi Covid-19.

 

"Dan sensitifitas 98 persen. Produk ini kompatibel dengan digunakan pada mesin PCR open system," ujar Honesti.

 

Produk dalam negeri tersebut, jelas Honesti, mengandung komponen Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 45 persen. Adapun mBioCov disebutnya dalam proses sertifikasi.

 

"Telah dilakukan uji komparasi validasi di Litbangkes di 10 lab dan reaction time-nya adalah 45 menit," ujar Honesti.

 

Polymerase chain reaction (PCR) menjadi pengujian yang dinilai paling sensitif dan efektif untuk digunakan di masa pandemi Covid-19. PCR bahkan lebih akurat dibandingkan alat tes lainnya seperti antigen, G-Nose maupun antibodi.

 

"PCR bisa dikatakan sebagai gold standard yang terbaik untuk mendeteksi Covid-19. Pasien yang dirawat sudah tidak ada keluhan, kalau dites PCR masih bisa positif karena walau virus hancur dan berkeping-keping masih ada bagian virus yang terdeteksi," kata Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement