REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan agar jajarannya mewaspadai vaksin Covid-19 yang akan kedaluwarsa. Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Presiden telah menerima laporan adanya vaksin kedaluwarsa di sejumlah daerah seperti NTT, Jawa Tengah, dan juga Yogyakarta.
“Bapak Presiden juga menekankan bahwa tolong hati-hati dengan vaksin kedaluwarsa. Jadi beberapa provinsi yang laporannya sampai ke beliau seperti misalnya NTT atau juga dari Jateng, Yogyakarta, itu perlu diperhatikan agar vaksinasinya jangan sampai kedaluwarsa,” ujar Menkes saat konferensi pers usai rapat terbatas evaluasi PPKM di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (15/11).
Menkes Budi mengingatkan, jika daerah menemukan vaksin yang sudah mendekati tanggal kedaluwarsa, maka agar segera dialihkan ke provinsi lain yang membutuhkan atau dialihkan kepada TNI dan Polri sehingga dapat segera diberikan kepada masyarakat. Ia pun menegaskan, stok vaksin Covid-19 sampai saat ini masih aman. Hingga saat ini terdapat 276 juta dosis vaksin dan sebanyak 267 juta dosis di antaranya telah didistribusikan ke daerah.
“Dan seperti tadi yang sudah dipakai ada 206 juta. Jadi masih ada stok sekitar 60 juta di kabupaten, kota, provinsi,” kata dia.
Hingga saat ini, pemerintah telah memberikan 216 juta suntikan vaksin Covid-19 kepada 130,6 juta masyarakat Indonesia. Sebanyak 84,5 juta masyarakat di antaranya telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap dari target populasi yang harus divaksinasi yakni 208 juta.
“Sebanyak 62 persen sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan 40 persen sudah mendapatkan vaksinasi lengkap,” kata Menkes Budi.
Ia melanjutkan, vaksinasi yang dilakukan per harinya juga telah mencapai 1,6-2 juta suntikan. Kemenkes pun memperkirakan jumlah total suntikan yang dapat diberikan kepada masyarakat hingga akhir tahun ini mencapai 290 juta hingga 300 juta suntikan, dengan perkiraan untuk dosis pertama sebanyak 161 juta orang atau 78 persen dari target populasi dan untuk dosis lengkap mencapai sekitar 118 juta orang atau hampir 60 persen.
Menurut dia, proyeksi vaksinasi hingga akhir tahun ini bahkan lebih besar dari target WHO yang diharapkan dapat mencapai 40 persen vaksinasi dosis lengkap pada akhir tahun.