Selasa 16 Nov 2021 19:19 WIB

Permohonan Aplikasi Membeludak, Kantor Paspor Kabul Ditutup

Sebanyak 15 ribu hingga 20 ribu orang per hari berkemah di luar kantor paspor Kabul

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Warga Afghanistan berkumpul di luar kantor paspor saat Taliban melanjutkan penerbitan paspor, di Kabul, Afghanistan, 13 November 2021.
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Warga Afghanistan berkumpul di luar kantor paspor saat Taliban melanjutkan penerbitan paspor, di Kabul, Afghanistan, 13 November 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Kantor paspor Kabul terpaksa menangguhkan operasi setelah peralatan yang digunakan untuk mengeluarkan dokumen biometrik mengalami kerusakan, Senin (16/11) malam waktu setempat. Hal ini terjadi di bawah tekanan pemrosesan ribuan aplikasi per harinya.

Direktur Departemen Paspor Alam Gul Haqqani mengatakan sebanyak 15 ribu hingga 20 ribu orang per hari berkemah di luar kantor paspor Kabul. Jumlah orang ini lima atau enam kali lebih banyak daripada yang bisa ditangani kantor. Banyak dari mereka yang tidur di trotoar semalaman hanya untuk menunggu permohonan aplikasi visa.

Baca Juga

Banyak juga yang terpaksa kembali hari demi hari setelah gagal mengajukan aplikasi mereka. Pembludakan permohonan aplikasi ini menyebabkan mesin biometrik mogok saat mereka memproses dokumen sehingga menyebabkan penundaan lebih lanjut.

"Untuk menghentikan penderitaan orang-orang ini dan untuk menghindari gangguan, kami telah memutuskan untuk menghentikan kegiatan departemen paspor selama beberapa hari," katanya kepada televisi Tolo News seperti dikutip laman Channel News Asia, Selasa (16/11).

Dia mengatakan kantor akan dibuka kembali dengan segera. Pada Selasa, kementerian dalam negeri mengatakan 60 orang, termasuk sejumlah anggota departemen paspor, telah ditangkap karena menggunakan dokumen palsu untuk mendapatkan paspor.

Semakin banyak pula keluhan tentang orang-orang yang dipaksa untuk membayar suap kepada pejabat agar permohonan mereka disetujui. Penerbangan internasional perlahan mulai beroperasi kembali dengan layanan reguler dari Kabul ke Dubai dan Islamabad yang ditawarkan oleh Ariana Afghan Airlines milik negara dan Kam Air milik swasta, di samping layanan carter dari operator lain.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement