Kamis 18 Nov 2021 21:54 WIB

Pandemi, Pedagang Terbantu dengan Jual Buku Bekas Online

Masyarakat diajak berbelanja buku di Lantai 3 Pasar Kenari, Jakarta.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Fuji Pratiwi
Penjual buku menata buku pelajaran yang dijualnya di Pasar Kenari, Jakarta.
Foto: Republika/Prayogi
Penjual buku menata buku pelajaran yang dijualnya di Pasar Kenari, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar Kenari, Jakarta, kini bisa menjadi salah satu pilihan destinasi untuk wisata belanja buku. Kalau dulu pasar buku loak biasa kita datangi di Kwitang, Pasar Senen, sekarang para pecinta buku akan lebih nyaman berbelanja segala jenis buku yang ada di Lantai 3, Pasar Kenari.

Pada Kamis (18/11) sore, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy langsung mendatangi pusat perbelanjaan buku di Pasar Kenari. Dengan tak sungkan, ia menghampiri beberapa kios buku, berbincang, bahkan sambil tawar-menawar buku yang telah ia pilih sendiri kepada sang penjual.

Baca Juga

"Salah satu hobi saya memang membeli buku loak karena buku loak itu sudah dibaca orang dan sebelum itu pasti sudah dipilih. Jadi biasanya pasti bagus sehingga kita enggak perlu repot-repot memilih. Sudah dipilihkan orang yang membaca buku sebelumnya. Lagian, harganya juga lebih murah," kata Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang tersebut.

Muhadjir juga mengimbau masyarakat terutama warga Ibu kota untuk mau beramai-ramai mendatangi pusat perbelanjaan buku dan berbelanja buku, salah satunya yang saat ini bertempat di Lantai 3 Pasar Kenari, Jakarta.

Apalagi, menurutnya, saat ini adalah momentum yang tepat karena situasi pandemi Covid-19 yang sudah mulai melandai. Ditambah lagi, pusat perbelanjaan buku di Pasar Kenari ini memiliki tempat yang ideal dengan suasana nyaman serta koleksi buku yang sangat beragam.

"Saya ingin masyarakat pecinta buku, pembelanja buku, beramai-ramai datang ke sini. Ini adalah salah satu tempat yang sangat ideal untuk belanja buku, rileks untuk keluarga. Koleksi bukunya sangat lengkap, baik yang baru yang dikelola oleh Jakbook Pasar Jaya. Dan juga ada buku lama yang sangat bernilai," tutur Muhadjir.

Pejuang UMKM

Muhadjir sangat mengapresiasi para penjual buku yang hingga kini masih setia dan bertahan. Selain mereka yang dianggap sangat berjasa karena telah membantu upaya pemerintah dalam meningkatkan budaya literasi membaca buku, mereka juga adalah para pejuang UMKM.

"Keluhannya pembeli ya. Dengan adanya Covid-19 ini dan adanya peraturan pengetatan belanja di pasar memang berdampak sekali pada mereka dan mereka sangat terpukul. Tapi Alhamdulillah mereka bisa tetap bertahan," ucapnya.

Menko PMK berjanji akan mengkoordinasikan langsung kepada pihak-pihak terkait agar dapat membantu para pelaku UMKM, khususnya penjual buku di Pasar Kenari, supaya lebih maju dan terus dapat mengembangkan usaha berjualan bukunya.

Salah seorang penjual buku yang berbincang dengan Menko PMK, ialah Annisa (43). Ibu lima anak itu telah berjualan buku sejak tahun 1999 dengan modal sebesar Rp 500 ribu dan kini mampu menyediakan ratusan bahkan ribuan buku di kiosnya.

Annisa mengutarakan ketika awal pandemi ia sempat merasa terpuruk. Beruntung, ia bisa kembali bangkit dengan memberanikan diri berjualan buku secara online. Walhasil, omsetnya perhari bisa mencapai Rp 3 juta.

"Saya kebetulan baru ikut online, bulan puasa kemarin. Orang-orang jualan online kok saya nggak, ketinggalan zaman. Alhamdulillah kebantu juga dengan online," ungkap Annisa.

Meskipun demikian, ia berharap pusat perbelanjaan buku di Lantai 3 Pasar Kenari bisa kembali ramai seperti sebelum saat pandemi Covid-19. Seperti diketahui, Pasar buku Jakbook di Pasar Kenari diresmikan 29 April 2019 lalu. Pasar buku ini adalah yang pertama dari 4 (empat) pasar buku yang ada di wilayah DKI yaitu di Pasar Kenari, Pasar Bukit Duri, Pasar Pluit, dan Pasar Perumnas Klender.

Tujuan dari pasar buku itu adalah menyediakan buku berkualitas dan murah dengan harga 15 persen lebih murah dibanding toko buku secara umum. Di samping itu, Pasar buku Jakbook ini juga termasuk salah satu terobosan untuk meningkatkan minat baca masyarakat sekaligus pemberdayaan UMKM.

"Pandemi tentu berdampak dengan kondisi pasar buku. Oleh karena itu, sekali lagi saya mendorong dan mengajak masyarakat untuk datang dan memanfaatkan pasar buku sebagai referensi untuk mendapatkan koleksi buku yang berkualitas," kata Muhadjir.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement