Jumat 19 Nov 2021 12:56 WIB

Jokowi: Hilirisasi Tingkatkan Nilai Tambah Sektor Industri

selain hilirisasi industri, Jokowi ungkap pentingnya integrasi bahan mentah

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, pemerintah akan terus mendorong program hilirisasi industri dengan mengurangi ekspor bahan mentah atau raw material. Menurut dia, kebijakan tersebut diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah di sektor industri.
Foto: ANTARA/Biro Pers Media Kepresidenan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, pemerintah akan terus mendorong program hilirisasi industri dengan mengurangi ekspor bahan mentah atau raw material. Menurut dia, kebijakan tersebut diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah di sektor industri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, pemerintah akan terus mendorong program hilirisasi industri dengan mengurangi ekspor bahan mentah atau raw material. Menurut dia, kebijakan tersebut diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah di sektor industri.

“Kita ingin nilai tambah, kita ingin added value, kita ingin ciptakan lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya dan itu sekarang mulai disadari oleh negara-negara lain,” ujar Jokowi saat berpidato dalam acara Kompas100 CEO Forum 2021 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/11).

Saat pertemuan Group of Twenty (G20) di Roma Oktober lalu, Jokowi mengatakan sejumlah negara menyampaikan opininya mengenai kebijakan pemerintah untuk mengurangi ekspor nikel. Ia pun kemudian menawarkan opsi untuk melakukan kerja sama barang setengah jadi atau barang jadi.

“Kerja sama setengah jadi di Indonesia enggak apa-apa, nanti setengah jadi dikirim ke negaramu jadikan barang jadi, enggak apa-apa kok, kita terbuka. Tapi bikin di sini, investasi di sini. Jadi kita tidak menutup diri kok, kita terbuka. Tapi kalau kita suruh kirim bahan mentah terus, ndak, ndak, ndak. Jangan berpikir Indonesia akan kirim bahan mentah,” kata dia.

Jokowi mengatakan, melalui strategi hilirisasi, defisit neraca perdagangan terhadap Cina juga mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Ia pun yakin Indonesia mampu mengalami surplus perdagangan atas Cina pada 2022.

“Ini dari mana ini turun? Dari besi baja, dari nikel yang jadi barang itu. Di 2021 sampai Oktober ini tinggal minus 1,5 miliar dolar AS. Nanti tahun depan 2022, saya yakin kita sudah plus, sudah surplus perdagangan kita dengan RRT, saya yakin itu,” jelasnya.

Selain hilirisasi dan industrialisasi, Jokowi juga menegaskan pentingnya pengintegrasian bahan mentah. Setelah terintegrasi, Indonesia pun akan mampu membuat barang jadi dengan bahan mentah milik sendiri.

“Mau mobil listrik, electric vehicle (EV) semuanya dari kita, dan barang-barang yang lainnya. Rare earth itu untuk semikonduktor. Semuanya dari sini, mau tidak mau orang akan datang untuk membangun,” ucapnya.

Dalam acara ini turut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Investasi/Kepala BPKM Bahlil Lahadalia, dan CEO Kompas Gramedia Group Lilik Oetama.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement