Senin 22 Nov 2021 16:16 WIB

Airlangga: Pengendalian Covid Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Ke depan tidak hanya masyarakat yang sehat, tetapi juga ekonominya sehat.

Rep: iit septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berpose dengan buku Pembiayaan UMKM yang baru saja diluncurkan di Jakarta, Kamis (11/11/2021). Penerbitan buku tersebut bertujuan memberikan wawasan terkait UMKM sebagai pilar utama penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia kepada masyarakat.
Foto: ANTARA /Aditya Pradana Putra
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berpose dengan buku Pembiayaan UMKM yang baru saja diluncurkan di Jakarta, Kamis (11/11/2021). Penerbitan buku tersebut bertujuan memberikan wawasan terkait UMKM sebagai pilar utama penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia kepada masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, pengendalian kasus Covid-19 sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Maka, pemerintah tetap waspada dan bersiap, terutama dalam jangka pendek akan ada libur Natal dan Tahun Baru. 

Pada Februari dan Maret 2021 tahun lalu, libur Natal dan Tahun  Baru berdampak pada kenaikan Covid-19. Meski kondisi tahun ini berbeda karena masyarakat telah menerima vaksinasi yaitu 64 persen dosis ke-1 dan di 42 persen dosis ke-2, Menko Airlangga meminta masyarakat harus tetap waspada hingga Covid-19 dinyatakan berakhir oleh Lembaga Kesehatan Dunia atau WHO, karena masih terjadi gelombang ke-3 dan ke-4 di beberapa negara lain yang sudah mendapatkan vaksin dua kali.

Baca Juga

“Pemerintah berharap, ke depan tidak hanya masyarakat yang sehat, tetapi juga ekonominya sehat,” kata dia dalam Economic Outlook 2020 secara virtual, Senin (22/11). Selanjutnya, terkait tantangan ekonomi ke depan, masih terdapat isu tapering off The Fed, ketidakpastian geopolitik, krisis energi, harga komoditas dan supply chain disruption. 

Selain itu, isu perubahan iklim juga berpengaruh terhadap perekonomian global maupun nasional. “Targetnya pada 2030 bisa terjadi penurunan emisi di Indonesia sebesar 29 persen. Mudahan-mudahan ini bisa kita capai dengan kebijakan-kebijakan ke arah renewable energy, termasuk pengembangan solar energy, solar proof, terutama pada basis produksi di Pulau Jawa,” jelasnya.

Airlangga juga menyampaikan peran Indonesia dalam Presidensi G20 2022 yang dapat menjadi momentum negeri ini menunjukkan menunjukkan kepemimpinan Indonesia di mata global. Peran itu diharapkan dapat menurunkan tensi politik di Indo-Pasific karena Indonesia mampu memimpin ASEAN dalam beberapa dekade terakhir dengan menggunakan prinsip Konsultasi dan Konsensus atau Musyawarah untuk Mufakat.

“Jika prinsip-prinsip tersebut bisa juga dibawa ke G20, tentu Indonesia yang juga dikenal mempunyai kedekatan yang sama dengan berbagai negara besar termasuk China dan Amerika Serikat. Ini sangat diharapkan bisa menjembatani berbagai isu-isu yang berkembang,” tuturnya.

Kemudian terkait satu tahun diterapkannya Undang-Undang Cipta Kerja, Menko Airlangga mengatakan sejauh ini Pemerintah berfokus pada implementasi Onlline Single Submission (OSS). Salah satu economic benefit penerapan Undang-Undang tersebut adalah berbagai negara serta lembaga dunia termasuk World Bank, IMF menyambut positif dan telah merencanakan akan melakukan investasi di Indonesia.

Selanjutnya, Menko Airlangga menyampaikan, Program Kartu Prakerja terbukti mampu menjadi buffer bagi masyarakat pada masa pandemi serta mendapatkan apresiasi dari World Bank karena dinilai memberikan akses modal kepada masyarakat, meningkatkan daya beli dan memberikan pelatihan yang sesuai dengan situasi masyarakat saat ini.

“Program ini mendorong inklusi keuangan dimana banyak masyarakat yang mengikuti Program Kartu Prakerja untuk pertama kali memiliki rekening dalam bentuk e-wallet. Ini salah satu akselerasi yang juga mendapatkan apresiasi dari masyarakat dan lembaga-lembaga global,” kata Airlangga.

Program Kartu Prakerja akan dilanjutkan pada 2022, tidak hanya daring tetapi juga bersifat luring. Kemudian kembali pada program awal yaitu mendorong retraining dan reskilling agar sesuai kebutuhan digitalisasi ke depan.

Ia menambahkan, pemerintah akan melanjutkan pemberian stimulus bagi penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional dengan dana sebesar Rp 321 triliun. “Tentu ini fleksibel, karena stimulus ini tergantung pada perkembangan kondisi dari Covid-19. Pemerintah sedang mengevaluasi hal-hal apa saja yang akan dilanjutkan di semester pertama. Semua sedang dievaluasi, termasuk PPnBM, subsidi bunga KUR. Nanti akan kita sampaikan pada waktunya,” kata dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement