REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) mengatakan hingga Ahad (21/11) kemarin AS telah menyuntikan 451.453.834 dosis dan menyalurkan 566.964.025 dosis vaksin Covid-19 ke seluruh negeri. Angka itu naik dari Sabtu (20/11) yang sebanyak 449.955.588 dosis.
Pada Senin (22/11) lembaga itu mengatakan hingga Ahad pukul 06.00 waktu setempat sekitar 230.298.744 warga AS sudah menerima dosis pertama. Sementara sudah 196.284.442 warga divaksin lengkap.
CDC menghitung pemberian vaksin Covid-19 dari Moderna dan Pfizer-BioNTech yang membutuhkan dua dosis vakin, serta vaksin dari Johnson & Johnson yang hanya memerlukan satu dosis vaksin. Sekitar 35,4 juta orang sudah menerima vaksin booster baik menggunakan vaksin Moderna, Pfizer-BioNTech, dan Johnson & Johnson. Pada 20 Oktober lalu regulator kesehatan AS mengizinkan vaksin Moderna dan Johnson & Johnson untuk vaksin booster.
Kelompok hak asasi manusia mendesak pemerintah Presiden AS Joe Biden untuk terus terlibat dalam upaya mengatasi pandemi Covid-19 di seluruh dunia dengan mengabaikan hak intelektual vaksin Covid-19 di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Dalam surat mereka ke Biden, organisasi-organisasi hak asasi seperti Amnesty International, Human Rights Watch, Oxfam, Public Citizen, dan 11 organisasi lainnya mengatakan pengabaian hak intelektual diperlukan untuk mengatasi pandemi. Mereka mencatat hanya tujuh persen lebih populasi di negara-negara pendapat rendah yang sudah menerima dosis pertama Covid-19 dan vaksin masih langkah di negara-negara tersebut.