Kamis 02 Dec 2021 02:19 WIB

Bisnis K-Pop Dituding Cari Keuntungan dengan Sensasi ‘Nazi’

Rabi Yahudi menuding bisnis K-pop meraup miliaran dolar dengan sensasi 'Nazi'.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Personel grup K-pop Purple Kiss, Goeun, berpose untuk pemotretan 2022 Seasons Greeting. Ia tampak mengenakan seragam dengan simbol Nazi.
Foto: RBW
Personel grup K-pop Purple Kiss, Goeun, berpose untuk pemotretan 2022 Seasons Greeting. Ia tampak mengenakan seragam dengan simbol Nazi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grup K-pop, Purple Kiss, belum lama ini mendapat kecaman setelah salah satu personelnya, Goeun, tampak mengenakan busana dengan simbol Nazi untuk sebuah foto promosi. Kecaman itu termasuk datang dari lembaga hak asasi manusia Yahudi, Simon Wiesenthal Center.

Rabi Abraham Cooper selaku direktur Global Social Action Agenda dari organisasi tersebut menganggap hal itu sebagai sensasi untuk bisa mengerek nama grup K-Pop yang diketahui mulai debut awal 2021 tersebut. Beberapa kritikus juga menilai itu jadi bagian dari apa yang disebut sebagai formula hype bermuatan Holocaust demi mencapai ketenaran luar biasa seperti yang dicapai BTS di pasar Amerika yang paling menguntungkan.

Baca Juga

"Ini adalah bagian dari masalah yang sedang berlangsung," kata Cooper dalam sebuah pernyataan yang diterima New York Post, dikutip Rabu (1/12).

Menurut Cooper, Asia pada umumnya, khususnya Korea, memiliki masalah Nazi. Promosi Purple Kiss dipandang sebagai contoh terbaru dari kampanye yang sedang berlangsung untuk mengandalkan simbolisme Nazi dalam industri bisnis K-Pop. Kontroversi yang dibawa ini dianggap dapat memberikan nilai bisnis hingga miliaran dolar.

"Gunakan simbol Nazi untuk mendapatkan publikasi, lalu tawarkan permintaan maaf kosong," kata Cooper.

Sebelumnya, akun Twitter Simon Wiesenthal Center juga menyebut itu sebagai langkah kotor dan murahan untuk meraih publisitas. Sebaliknya, lembaga bertanya bagaimana jika simbol kekaisaran Jepang yang pernah menjajah Korea juga dijadikan peruntungan bisnis? Lambang Nazi dianggap menyakiti kaum Yahudi, mengingat sejarah partai pimpinan Adolf Hitler itu telah melakukan pembantaian kaum mereka.

"Kalian tahu persis apa simbol Nazi, namun terus menggunakannya. Bagaimana perasaan orang Korea jika grup pop menggunakan simbol militer kekaisaran Jepang dalam promo?” tulis akun SimonWiesenthalCntr seraya men-tag akun label Purple Kiss, Rainbow Bridge World (RBW).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement