REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Kementerian Perhubungan (BPTJ Kemenhub) merealisasikan kebijakan subsidi layanan angkutan umum massal dalam skema buy the service (BTS), yaitu BisKita Transpakuan di Kota Bogor. Untuk sementara, penumpang digratiskan naik bus.
"Operasional Biskita Transpakuan di Kota Bogor ini merupakan pilot project dari kebijakan subsidi angkutan umum massal di wilayah Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) dalam skema BTS," kata Kabag Humas BPTJ, Budi Rahardjo melalui pernyataan tertulis di Jakarta, Kamis (2/12).
BPTJ bermitra dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengoperasikan sebanyak 49 unit Biskita Transpakuan secara bertahap, mulai 2 November hingga akhir Desember 2021. Biskita Transpakuan yang dioperasikan sebagai layanan angkutan umum massal bersubsidi dalam skema BTS.
Dioperasikan dalam tahap uji coba sebanyak 10 bus pada koridor lima, Stasiun Bogor-Ciparigi, mulai Selasa, 2 November lalu. Selama tiga pekan uji coba, ternyata mendapat respons positif dari masyarakat Kota Bogor dan sekitarnya.
Data BPTJ menunjukkan, selama tiga pekan uji coba tercatat sekitar 50 ribu orang menggunakan Biskita Transpakuan, dengan rata-rata 2.140 orang per hari. Artinya, tren peningkatan jumlah penumpang Biskita Transpakuan di Kota Bogor terjadi setiap akhir pekan, yakni Sabtu dan Ahad.
Jumlah penumpang tertinggi Biskita Transpakuan pada Ahad, 21 November yakni mencapai 3.415 orang. Oleh karena itu,BPTJ menambah operasional BisKita TransPakuan secara bertahap hingga mencapai 49 unit bus pada akhir 2021.
BPTJ bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, telah mengoperasikan lagi 10 unit Biskita Transpakuan pada koridor enam, Parung Banteng-Air Mancur, mulai Ahad, 28 November 2021.