Kamis 02 Dec 2021 17:53 WIB

AS Waspada dengan Senjata Hipersonik China

Menhan AS menilai senjata hipersonik China meningkatkan ketegangan di kawasan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin.
Foto: AP/Alex Brandon
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin mengatakan, pengembangan senjata hipersonik yang dilakukan China meningkatkan ketegangan di kawasan. Dia berjanji AS akan mempertahankan kemampuannya untuk mencegah potensi ancaman yang ditimbulkan Beijing.

“Kami memiliki kekhawatiran tentang kemampuan militer yang terus dikejar China. Sekali lagi, pengejaran kemampuan itu meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut,” kata Austin setelah berpartisipasi dalam konferensi keamanan di Seoul, Korea Selatan (Korsel), Kamis (2/12). Pernyataan tersebut mengacu pada uji coba senjata hipersonik terbaru Cina Juli lalu.

Baca Juga

Menurut dia, langkah-langkah yang diambil China dalam mengejar kemampuan militernya, menggarisbawahi mengapa AS menganggap China sebagai tantangan. “Kami akan terus mempertahankan kemampuan untuk bertahan dan mencegah berbagai potensi ancaman dari Cina terhadap diri kami dan sekutu kami,” ujarnya.

Sebelumnya  Sekretaris Angkatan Udara AS Frank Kendall mengakui bahwa negaranya tengah terlibat perlombaan pengembangan senjata hipersonik dengan China. “Ada perlombaan senjata, tidak harus untuk peningkatan kuantitas, tapi untuk peningkatan kualitas. Ini adalah perlombaan senjata yang telah berlangsung cukup lama. China sudah melakukannya dengan sangat agresif,” kata Kendall, Selasa (30/11).

Dia mengungkapkan, saat ini AS sedang memfokuskan dana pada Irak dan Afghanistan. Washington mengalihkan sejenak perhatiannya dari senjata hipersonik. “Ini tidak berarti kami tidak melakukan apa-apa, tapi kami memang belum melakukan cukup banyak,” ujarnya.

Ketika Pentagon memasuki siklus anggaran tahunan 2023, Kendall berharap bisa menghimpun dana dengan “memesiunkan” sistem lama dengan perawatan mahal, kemudian diganti sistem baru, termasuk program pengembangan hipersonik.

Pada Oktober lalu, perwira tinggi militer AS, Jenderal Mark Milley, mengonfirmasi pengujian senjata hipersonik China. Menurut para ahli, Beijing tampaknya memang berupaya memantapkan pengembangan jenis senjata tersebut guna menghindari pertahanan rudal Amerika.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement