REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Islam mengajarkan kepada umat Islam untuk mampu menciptakan keseimbangan antara dunia dan urusan akhirat, sehingga umat Islam memperoleh kemuliaan dunia maupun di akhirat.
Dalam kitab Nashaih Al-‘Ibad, Syekh Nawawi Al Bantani mengutip perkataan Umar bin Khattab yang menyatakan sebagai berikut
عز الدنيا بالمال وعز الآ خرة بصا لح الأ عمال
Izzud Dunya bil Mali wa Izzul akhirati bishaalihil a’maali. Artinya, “Kemuliaan dunia itu karena harta, dan kemuliaan akhirat karena amal saleh.”
Syekh Nawawi Al Bantani menjelaskan, kehidupan dunia tidak akan kokoh dan sejahtera kecuali dengan adanya harta, sebagaimana kehidupan akhirat juga tidak akan kokoh dan sejahtera kecuali dengan adanya amal-amal baik. Ini lah kunci kemuliaan yang disampaikan Umar bin Khattab.
Umar bin Khattab adalah sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang menjadi khulafaur rasyidin. Umar adalah khalifah kedua yang meneruskan perjuangan Rasulullah ﷺ setelah Abu Bakar ash-Shiddiq. Umar menjadi khulafaur rasyidin selama 10 tahun pada 634-644 Masehi atau tahun 13-23 Hijriah.
Menukil dari Syekh Abdul Mu’thi al-Samlawi bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda pada malaikat Jibril AS:
صِفْ لِى حَسَنَاتِ عُمَرَ, فَقَالَ : لَوْ كَانَتِ الْبِحَارُ مِدَادًا وَالشَّجَرُ اَقْلَامًا لَمَاحَصَرْتُهَا فَقَالَ : صِفْ لِى حَسَنَاتِ اَبِى بَكْرٍ فَقَالَ : عُمَرُ حَسَنَةٌ مِنْ حَسَنَاتِ اَبِى بَكْرٍ
“Gambarkanlah kepadaku tentang kebaikan-kebaikan umar.”
Jibril menjawab, “Bila lautan menjadi tinta dan seluruh pepohonan menjadi penanya, maka aku tetap tidak dapat menghitung kebaikannya.”
Kemudian, Nabi ﷺ bersabda lagi, “Gambarkanlah kepadaku tentang kebaikan-kebaikan Abwu Bakar.”
Jibril menjawab, “Umar adalah salah satu kebaikan dari kebaikan-kebaikan yang ada pada diri Abu Bakar.”