REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Twitter secara keliru menangguhkan sejumlah akun setelah mereka memperbarui kebijakan privasi untuk foto dan video yang diunggah ke platform tersebut. Twitter telah melarang pengguna mengunggah foto dan video orang lain tanpa persetujuan individu tersebut.
Laporan terbaru dari The Washington Post menunjukkan sejumlah akun ditangguhkan karena ada laporan yang terkoordinasi dan menargetkan jurnalis dan peneliti antiekstremisme. Hal itu terjadi setelah kebijakan privasi terbaru.
Dikutip dari laman Cnet, Sabtu, sejumlah aktivis sayap kanan jauh dan supremasi kulit putih meminta pengikut mereka untuk melaporkan akun-akun yang mengawasi ekstremisme dan mendokumentasikan demonstrasi berisi kebencian. Twitter menemukan ada penambahan jumlah laporan terkoordinasi sejak kebijakan privasi terbaru berlaku.