Selasa 30 Nov 2021 11:01 WIB

Jack Dorsey Tinggalkan Twitter Kedua Kalinya

Dorsey merupakan CEO pertama pada 2007 dan dipaksa keluar pada tahun berikutnya.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Pendiri Twitter, Jack Dorsey.
Foto: EPA
Pendiri Twitter, Jack Dorsey.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jack Dorsey keluar dari jabatannya sebagai kepala eksekutif Twitter kedua kalinya dalam karirnya. Dorsey, yang ikut mendirikan perusahaan, tidak memberikan alasan khusus untuk mengundurkan diri.

Seperti dilansir dari laman AP, Selasa (30/11), dia menghabiskan 16 tahun dalam berbagai peran, harus melepaskan diri dari perusahaan yang ia dirikan. Dia akan digantikan oleh chief technology officer Twitter, Parag Agrawal, pilihan yang tampaknya disambut baik oleh para analis Wall Street, melihatnya sebagai pilihan yang aman yang akan mengantar perusahaan secara luas dilihat sebagai era internet seperti metaverse. Namun investor kurang yakin, mengirim saham Twitter tiga persen lebih rendah.

Baca Juga

Dorsey adalah CEO pertama platform sosial pada 2007 sampai dia dipaksa keluar pada tahun berikutnya. Ia kemudian kembali ke kursinya pada 2015. Dia dikenal karena sikapnya yang santai, bahkan beberapa akun Twitter parodi dan Silicon Eksentrisitas  turut berkecimpung dalam cryptocurrency dan blockchain.

Dia meninggalkan Twitter di persimpangan jalan. Layanan ini mengubah politik, jurnalisme, dan budaya Amerika.

"Tetapi ternyata juga memiliki sisi gelap dan telah dieksploitasi selama bertahun-tahun oleh orang-orang yang ingin melecehkan orang lain dan menyebarkan kebohongan tentang individu lain, tentang kelompok individu, tentang keadaan demokrasi," kata Paul Barrett, wakil direktur di Pusat Bisnis dan Hak Asasi Manusia Universitas New York.

Dalam sebuah surat yang diposting akun Twitter-nya, Dorsey mengatakan dia sangat sedih namun sangat senang meninggalkan perusahaan. Itu merupakan keputusannya.

Twitter mengalami periode pertumbuhan yang kuat selama tahun-tahun awalnya. Akan tetapi karena ekspansinya melambat, perusahaan yang berbasis di San Francisco itu mulai mengubah formatnya dalam upaya untuk membuatnya lebih mudah dan lebih menarik digunakan. Meskipun tidak pernah menyaingi Facebook dalam ukuran, Twitter menjadi saluran utama wacana politik dan jurnalisme, baik dan buruk.

Dorsey akan tetap berada di dewan hingga masa jabatannya berakhir pada 2022. Agrawal bergabung dengan Twitter pada 2011 dan telah menjadi CTO sejak 2017. Dorsey menyatakan keyakinannya pada Agrawal dan Ketua dewan baru Bret Taylor, yang merupakan presiden dan chief operating officer dari perusahaan perangkat lunak bisnis Salesforce .

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement