Ahad 05 Dec 2021 12:16 WIB

KSP Tampung Aspirasi Pengendalian Covid-19 Jelang Nataru

Kota Bogor menjadi salah satu sasaran lantaran kerap dijadikan destinasi saat liburan

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah pengunjung berada diatas jembatan bambu saat berwisata di Bubulak Tepi Sawah (BTS), Kota Bogor, Jawa Barat. Wisata BTS yang menawarkan pemandangan persawahan di tengah perkotaan tersebut menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal pada masa PPKM level1. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah pengunjung berada diatas jembatan bambu saat berwisata di Bubulak Tepi Sawah (BTS), Kota Bogor, Jawa Barat. Wisata BTS yang menawarkan pemandangan persawahan di tengah perkotaan tersebut menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal pada masa PPKM level1. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dalam rangka mendengar aspirasi dan masukan dari masyarakat terkait pengendalian Covid-19 jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Kantor Staf Presiden (KSP) menggelar kegiatan ‘KSP Mendengar’. Kota Bogor menjadi salah satu sasaran, lantaran kerap dijadikan destinasi saat libur Nataru.

Tenaga Ahli Utama KSP, Abraham Wirotomo, menjelaskan, dalam kegiatan ini pihaknya ingin memastikan apakah kesiapan jelang libur Nataru di Kota Bogor sudah siap dan berjalan dengan baik. Adapun aspirasi yang diterima dari masyarakat, sebagian besar terkait adanya penurunan akan kepatuhan dan kedisiplinan, terkait protokol kesehatan.

“Ini sebenarnya bukan hanya dari masyarakat , namun peru ditingkatkan juga peran keaktifan dari pemerintah, perusahaan agar masyarakat tetap disiplin tinggi,” ujarnya, Sabtu (4/12).

Abraham mengatakan, KSP menerima arahan dari Presiden RI Joko Widodo, agar protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di daerah betul-betul dilakukan dengan baik. Ditambah dengan kekhawatiran munculnya varian baru Omicron.

Dia menjelaskan, saat ini pemerintah sedang mengumpukan berbagai berbagai ilmuan, dalam rangka mengecek apakah bagaimana dampaknya terhadap Indonesia.

“Tapi pemerintah sudsh mengetatkan pintu-pintu masuk luar negeri dan waktu karantina sudah kita tambah, dan setiap yang masuk indonesia harus swab PCR, setelah karantina juga PCR lagi jadi Insya allah kita lebih aman dibandingkan lalu-lalu,” ujarnya.

Dia menambahkan, di Kota Bogor sendiri perlu ditingkatkan lagi kepatuhan masyarakat akan disiplin protokol kesehatan. Menurutnya, kebijakan yang diberikan Pemerintah Kota (Pemkto) Bogor melalui paparan yang disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor sudah baik.

“Kalau soal kebijakan sudah bagus, tidak ada masalah. Namun bagaimana mengimplementasi dan majemen lapangan dari kebijakan tersebut,” pungkasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement