REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER --Peningkatan Manchester United di bawah Ralf Rangnick terasa begitu cepat dan tiba-tiba. Skuad MU seolah menguasai taktik gegenpress hanya dalam semalam. Bahkan Rangnick sendiri terkesan dengan intensitas permainan dan ketegasan kolektif dalam menekan Crystal Palace yang berujung kemenangan 1-0.
Ketika pelatih asal Jerman itu tiba di Old Trafford, disertai dengan banyak celetukan dan cerita tentang gaya permainan agresifnya. MU mampu 12 kali merebut bola di pertahanan Palace. Itu jadi catatan terbanyak dalam satu pertandingans sejak United masih dilatih Sir Alex Ferguson.
Dia juga bisa membuat Fred yang sering dicemooh menjadi bersinar. Ia tidak hanya mencetak gol kemenangan, tapi mampu sukses tujuh kali dari sembilan tekelnya di lini tengah. Rangnick telah menjawab pertanyaan utama tentang kesesuaian filosofinya untuk Liga Inggris.
Rangnick memang tidak memiliki banyak waktu untuk beristirahat, memulihkan diri dan menyempurnakan taktiknya. Cristiano Ronaldo cs hanya punya waktu singkat untuk belajar dalam sistem yang menuntut intensitas tinggi.
Memang, risiko dari kecepatan yang dituntut Rangnick adalah pemain MU rentan terkena kartu kuning dan merah, jika terlalu bersemangat dan terlambat mengantisipasi bola. Di sisi lain, kelelahan juga jadi tantangan tersendiri.
Dikutip dari Mirror, Selasa (7/12), sejumlah pemain top juga akan berjuang keras untuk mempertahankan kecepatan dan jarak yang diperlukan untuk sistem ini. Rangnick menuntut timnya untuk merebut kembali bola dalam waktu delapan detik setelah kehilangannya.
Sementara Ole Gunnar Solskjaer menciptakan masalah besar bagi dirinya sendiri dalam pekan-pekan terakhir masa jabatannya. Pelatih asal Norwegia itu tampak ketakutan melakukan rotasi dan memvariasikan starting line-up-nya.
Donny van de Beek, Dean Henderson, Jesse Lingard, Anthony Martial, Eric Bailly, Diogo Dalot, Juan Mata, dan Alex Telles semuanya dilaporkan marah atas keputusan Ole tersebut.
Padahal, mereka semua merupakan pemain yang bisa membawa energi, kecepatan, daya dorong menyerang dan kreativitas. Ronaldo dan Marcus Rashford tetap jadi pilihan utama di lini depan. Edinson Cavani mungkin juga mendapatkan lebih banyak peluang di starting XI.