Rabu 08 Dec 2021 10:20 WIB

Tertinggi, Korsel Laporkan 7.000 Kasus Baru Covid-19

Korsel melaporkan lebih dari 7.000 kasus baru Covid-19 pada Rabu (8/12)

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Korsel melaporkan lebih dari 7.000 kasus baru Covid-19 pada Rabu (8/12). Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/JEON HEON-KYUN
Korsel melaporkan lebih dari 7.000 kasus baru Covid-19 pada Rabu (8/12). Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL – Korea Selatan (Korsel) melaporkan lebih dari 7.000 kasus baru Covid-19 pada Rabu (8/12). Ini pertama kalinya Negeri Ginseng mencatat peningkatan kasus harian sebanyak itu sejak menghadapi pandemi.

Peningkatan kasus tersebut menempatkan kapasitas rumah sakit di bawah tekanan. “Di wilayah ibu kota, di mana 80 persen dari total kasus dilaporkan, kami terus menambah tempat tidur rumah sakit dengan kerja sama aktif dari komunitas medis. Akan tetapi masih sulit mengejar laju peningkatan kasus virus,” kata Perdana Menteri Korsel Kim Boo-kyum dalam rapat penanganan Covid-19, dilaporkan kantor berita Korsel, Yonhap.

Baca Juga

Jumlah rata-rata harian kasus Covid-19 di Korsel tetap di angka 5.000 selama sepekan terakhir. Kim mengatakan pemerintah akan meningkatkan sistem perawatan kesehatan di rumah untuk mengamankan keberlanjutan kemampuan respons medis negara tersebut. Hal itu mencakup langkah-langkah memperluas tenaga kerja dan meningkatkan manajemen medis.

Kim mengungkapkan obat oral Covid-19 akan diberikan kepada pasien perawatan rumah yang serius mulai awal 2022. Masa karantina wajib bagi anggota keluarga atau mereka yang hidup dengan pasien Covid-19 yang memilih perawatan mandiri di rumah akan dikurangi, dari sepuluh menjadi tujuh hari. Mereka pun akan diberikan hibah bantuan tambahan tergantung pada jumlah orang per rumah tangga.

Terkait penemuan 36 kasus Omicron di Korsel, Kim menyerukan penyelidikan epidemiologis ekstensif dan pengujian cepat. Hal itu karena Omicron diyakini lebih menular dibanding varian lainnya.

Guna mengantisipasi potensi penyebaran lebih luas, aturan jarak sosial di Korsel bakal diperketat. Mulai Senin pekan depan hingga 2 Januari, jumlah maksimum orang pada pertemuan pribadi akan dikurangi menjadi enam di wilayah Seoul dan delapan di daerah lainnya. Saat ini pertemuan diizinkan dihadiri masing-masing 10 dan 12 orang.

Pengunjung bisnis berisiko tinggi, termasuk sauna, pub, dan pusat kebugaran, harus menunjukkan "kartu karantina" atau dikenal juga sebagai "kartu vaksin". Hal itu untuk menunjukkan mereka telah divaksinasi atau memiliki hasil tes negatif Covid-19.

"Ada banyak kekhawatiran bahwa pedagang kecil dan wiraswasta akan menjadi lebih cemas karena aturan karantina yang lebih ketat yang dimulai dari pekan ini. Namun kami tahu dari pengalaman kami sebelumnya jika pencegahan virus gagal, maka kehidupan orang juga akan goyah," kata Kim.

Kim mendesak warga lansia mengambil dosis vaksin booster. Sementara kalangan pemuda diminta menuntaskan proses vaksinasi dua dosis mereka. "Orang berusia 60 tahun atau lebih menyumbang 35 persen dari total kasus dan 84 persen pasien virus yang sakit kritis. Untuk meningkatkan vaksinasi siswa, pihak berwenang harus menyiapkan berbagai langkah dukungan, termasuk program vaksinasi di sekolah,” ujarnya.

Sejauh ini Korsel sudah mencatatkan 482 ribu kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 3.957 jiwa.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement