REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, membuka secara virtual Training of Trainer (ToT) Integrated Farming Berbasis Closed Loop, 9-10 Desember 2021, di PPMKP Ciawi, Jawa Barat.
Acara bagi widyaiswara dosen, guru, dan penyuluh pertanian ini, dihadiri secara luring oleh 60 orang, sekitar 10-40 orang di setiap UPT BPPSDMP yang tersebar di seluruh pelosok Tanah Air, dan sebagian besar diikuti secara daring. "Saya bahagia dengan ToT ini. Karena, saya berpikir kemajuan bangsa besok ditentukan dengan agenda intelektual dan mindset yang lebih maju," kata Syahrul, Kamis (9/12).
Dijelaskannya, ToT ini adalah bagian dari kontribusi penting untuk bangsa dan negara. "Saya yakin apa yang kita lakukan hari ini adalah bagian dari kontribusi penting untuk bangsa dan negara hari ini, besok dan yang akan datang," katanya.
Mentan Syahrul menegaskan, pengembangkan sumber daya manusia pertanian yang profesional, berdaya saing, dan berjiwa enterpreneur tinggi adalah kunci agar sektor pertanian jadi semakin baik.
"Intinya ada di SDM. Dari SDM yang baik akan hadir tata kelola yang baik, dan adaptif, yang sesuai dengan tantangan zaman," kata mantan gubernur dua periode Sulawesi Selatan itu.
Menurut Syahrul, ToT ini menjadi penting karena besok penyuluh, dan widyaiswara, dosen, dan guru akan disiapkan untuk menghadirkan SDM pertanian yang adaptif terhadap tantangan baru.
"Tidak ada lain kecuali SDM harus kita cetak yang lebih banyak adaptif, yang memiliki inovasi yang kuat, dan mampu mengimplementasikan riset, teklogi, dan sains," kata Syahrul.
Menurutnya, era yang dihadapi saat ini adalah era artificial inteligent. Guru, dosen, widyaiswara dituntut mengetahui artificial inteligent.
"Guru, dosen, widyaiswara harus mengetahui artificial inteligent. Karena dia akan melakukan transfer of knowledge, transfer of behavior. Tidak ada lagi produksi tanpa artificial inteligent. Yang tidak pakai closed loop dan artificial inteligent, maka dia tidak akan laku di dunia," katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi, mengatakan dengan menerapkan intergrated farming berbasis closed loop, petani akan mendapatkan jaminan dari produknya.
"Petani akan mendapatkan sarana prasarana produksi pertanian dari subsistem hulu dari upstream kemudian di on farmnya juga tentu saja petani mendapatkan jaminanan pendampingan dari penyuluh, pemerintah daerah, dan juga dari kampus dan lembaga riset," kata Dedi.
"Demikian juga petani akan mendapatkan jaminan apa yang dihasilkan bisa lanjut ke proses olahaan. Bahkan dia juga dapat jaminan produknya betul-betul ada yang beli dengan harga yang menggembirakan," sambung dia.
Melalui ToT, widyaiswara, dosen, guru, dan penyuluh pertanian baik yang ada di pusat, provinsi maupun di kabupaten dan kota akan dibekali berbagai konsep dan teknologi terapan terkait dengan closed loop system.
Dedi berharap closed loop ini bisa diimplementasikan dengan baik agar petani mendapatkan jaminan sarana produksi, jaminan menghasilkan produksi tinggi di on farmnya, dan jaminan harga yang menggembirakan.
"Saya sangat berharap konsep ini dimasifkan tahun depan di seluruh pelosok tanah air utamanya di tempat-tempat food estate kita, utamanya food estate yang tidak terlalu luas, seperti di Temanggung, Wonosobo dan lain sebagainya," ujar dia.