Rabu 15 Dec 2021 12:09 WIB

Twitter Tambahkan Fitur Teks Otomatis untuk Video

Fitur teks akan memudahkan video diakses oleh pengguna tunarungu.

Rep: meili/ Red: Dwi Murdaningsih
Twitter. Twitter meluncurkan teks yang dibuat otomatis pada video. Fitur ini akan membuat video lebih mudah diakses oleh pengguna tunarungu dan yang susah mendengar.
Foto: Reuters
Twitter. Twitter meluncurkan teks yang dibuat otomatis pada video. Fitur ini akan membuat video lebih mudah diakses oleh pengguna tunarungu dan yang susah mendengar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mulai Rabu (15/12), Twitter meluncurkan teks yang dibuat otomatis pada video. Fitur ini akan membuat video lebih mudah diakses oleh pengguna tunarungu dan yang susah mendengar.

Teks otomatis akan tersedia di web, iOS, dan Android dalam lebih dari tiga puluh bahasa, termasuk Inggris, Spanyol, Jepang, Arab, Thailand, China, Hindi, dan lain-lain.

Baca Juga

Teks dapat berguna dalam umpan vertikal baru Twitter yang mulai diuji perusahaan pada pekan lalu. Jika umpan diluncurkan secara publik, akan membuat tab Explore atau Jelajahi menyerupai TikTok yang menyajikan satu bagian konten yang direkomendasikan secara algoritmik pada satu waktu, termasuk video.

Pada feed seperti ini, video dengan teks telah diharapkan karena memudahkan untuk menggulir feed saat pengguna berada di tempat umum dan tidak membawa headphone. Tidak sepeti fitur teks video di TikTok dan Reels, Twitter tidak akan membiarkan pengguna mengubah teksnya. Ini berarti pengguna tidak akan dapat memperbaiki kesalahan apa pun untuk membuat teks otomatis lebih akurat.

Fitur aksesibilitas seperti teks otomatis dan teks alternatif gambar telah mendapatkan lebih banyak perhatian dari Twitter setelah membuat tim aksesibilitas khusus pada September 2020. Perubahan staf ini didorong setelah pengguna mengkritik Twitter musim panas lalu karena menguji coba fitur cicitan suara tanpa teks otomatis. Sekarang, cicitan suara dan Spaces yang menjadi pesaing Clubhouse Twitter memiliki teks.

Meskipun dukungan Twitter untuk teks pada video masih baru, perusahaan tersebut sudah menggunakan teknologi teks di ruang obrolan audio langsung yang disebut Twitter Spaces. Perusahaan mencatat mereka menyimpan salinan audio Space, termasuk teks, selama 30 hari untuk meninjau konten apabila ada pelanggaran pedoman Twitter.

Jika Space ditemukan mengandung pelanggaran, Twitter akan menyimpan catatan ini selama 90 hari tambahan untuk menawarkan kesempatan kepada pembicara untuk mengajukan banding atas pelanggaran mereka. Sayangnya untuk Twitter dan pengguna, proses ini tidak cukup jauh untuk mengatasi masalah penyalahgunaan di platformnya. Pengguna Twitter Spaces telah disuguhi konten yang sangat berbahaya termasuk Spaces dengan judul rasial yang tetap ada di feed mereka bahkan setelah dilaporkan.

Dilansir Tech Crunch, Rabu (15/12), Manajer komunitas Twitter Simon Balmain belum lama menanggapi permasalahan ini. Dalam cicitannya, ia mengatakan perusahaan sedang mengatasi masalah tersebut, tetapi Twitter belum memberikan informasi detail tentang perkembangan fitur laporan dan penyimpanan audio dan teks Spaces.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement