Rabu 15 Dec 2021 12:48 WIB

Menag: Digitalisasi di Lembaga Pendidikan Islam Jadi Prioritas 

Kemenag tingkatkan kualitas lembaga pendidikan Islam melalui digitalisasi

Menteri Agama KH Yaqut Cholil Qoumas,  saat peluncuran  Program Pendidikan Pembelajaran Jarak jauh (PJJ) Pendidikan Agama Islam yang menandai transformasi IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia (UISSI) di Kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Selasa (14/12),
Foto: Dok Istimewa
Menteri Agama KH Yaqut Cholil Qoumas, saat peluncuran Program Pendidikan Pembelajaran Jarak jauh (PJJ) Pendidikan Agama Islam yang menandai transformasi IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia (UISSI) di Kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Selasa (14/12),

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON—  Transformasi pendidikan berbasis teknologi informasi atau digitalisasi merupakan salah satu program prioritas Kementerian Agama dimasa kepemimpinannya.

Saat peluncuran  Program Pendidikan Pembelajaran Jarak jauh (PJJ) Pendidikan Agama Islam yang menandai transformasi IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia (UISSI) di Kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Selasa (14/12),  Menteri Agama, Yaqut Cholil Qumas, mengatakan  peluncuran PJJ PAI di IAIN Syekh Nurjati Cirebon sebagai penanda transformasi menjadi Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia (UISSI). 

Baca Juga

Hal ini, menurut Menag, merupakan upaya pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia yang terkendala mendapat akses pendidikan khususnya para guru madrasah karena keterbatasan akses jarak dan biaya. 

“Saya masih melihat saudara-saudara kita guru-guru madrasah masih sulit mengejar kesejahteraanya, masih belum bisa mengejar sertifikasi mengejar kesejahteraannya. mengapa kesulitan, saya kira ada dua hal utama menjadi penyebabnya,” ujar dia. 

Menag menjelaskan, yang pertama ketiadaan biaya untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi dan kedua, biasanya madrasah berada jauh dari perguruan tinggi sehingga sulit harus meninggalkan madrasahnya.  

“Jadi dengan pendidikan berbasis siber ini kita menghadirkan keterjangkauan, maka akan keterlaluan kalau UISSI nantinya nantinya memberikan biaya tinggi, namun demikian pak dirjend (Dirjen Pendis Kemenag-red) sudah inisiatif yang kuliah di UISSI ini gratis,” jelasnya.    

Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani mengatakan bahwa hasil pemetaan Pendis Kemenag, saat ini masih ada sekitar 40 ribuan guru madrasah yang belum memenuhi kualifikasi pendidikan S1. 

Hal tersebut yang kemudian menjadi perhatian Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta jajarannya memenuhi kualifikasi dan kompetensi guru melalui pemenuhan kualifikasi Pendidikan S1. 

“Tujuan utamanya memenuhi janji konstitusi kita mencerdaskan anak bangsa melalui proses Pendidikan yang berkualitas yang cirinya adalah kualifikasi, kompetensi dan kesejahteraan pendidik,” katanya. 

Pada sisi lain, lanjut Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung tersebut kita perlu menghadirkan sebuah model pendidikan kekinian yang modern pada satu sisi tapi tetap segar yang tidak hanya menghadirkan aspek knowledge namun juga menyentuh nilai-nilai atittude dan skill. 

 “PTKI kita berharap terjadi proses transformasi Pendidikan Islam dimana PTKI menjadi ruang kreasi dan connecting knowledge pada open source. Kita berharap berharap bahwa sebuah proses Pendidikan tidak melulu menjadi ruang kemewahan bagi anak bangsa yang belajar pada ruang formal tapi juga pada ruang ketika mereka bisa mengembangkan kapasitas diri,” terangnya. 

Dhani menambahkan bahwa UISSI akan menjadi penyelenggara PJJ dan yang pertama adalah program studi PAI karena ingin menyapa guru PAI pada fase awal menggunakan teknologi virtual untuk efisiensi pembiayaan dan efektivitas proses pembelajaran.  

“UISSI dari mulai pendaftaran hingga wisuda full dilakukan secara online. Dan tentu hal tersebut dapat diwujudkan jika memiliki LMS (Learning Manajemen System) yang kuat. IAIN Cirebon ketika memiliki LMS yang kuat akan menjadi percontohan kampus lain,” jelasnya. 

Rektor IAIN Cirebon, DR Sumanta Hasyim, mengatakan bahwa PJJ PAI ini merupakan embrio lahirnya Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia (UISSI) dimana di era serba digital seperti sekarang ini, metode pendidikan yang memanfaatkan media internet bukan lagi menjadi teknologi eksperimental. 

“Saat ini perkembangan teknologi komunikasi dan informasi tersebut juga ikut melahirkan knowledge society. Pandemi Covid-19 juga turut mendorong pemanfaatan teknologi informasi berupa internet, khususnya di pendidikan tinggi untuk terus dimaksimalkan,” katanya.    

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement