Sabtu 18 Dec 2021 19:45 WIB

China Tekan Perusahaan Jerman Setop Gunakan Komponen Lithuania

Tekanan ini sebagai respons atas sikap Lithuania yang memberi akses ke Taiwan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
 Presiden China Xi Jinping.
Foto: AP/Andy Wong
Presiden China Xi Jinping.

REPUBLIKA.CO.ID, FRANKFURT -- Dua orang sumber mengatakan China menekan perusahaan suku cadang mobil Jerman, Continental berhenti menggunakan komponen dari Lithuania. Laporan ini muncul saat hubungan diplomatik Beijing dan Vilnius memanas mengenai status Taiwan.

Langkah terhadap Continental salah satu contoh bagaimana gesekan diplomatik China-Lithuania merebet ke urusan bisnis di era rantai pasokan global dan berdampak pada industri mobil Jerman, salah satu pilar ekonomi paling menguntungkan bagi negara tersebut.

Baca Juga

China yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya menurunkan hubungan diplomatik dengan Lithuania bulan lalu setelah Taiwan membuka kantor perwakilannya di Vilnius. Tahun lalu, pemerintah koalisi Lithuania mengizinkan Taiwan membuka kantor perwakilan sebagai bentuk dukungan bagi 'mereka yang memperjuangkan kebebasan' di pulau tersebut.

Continental merupakan salah satu perusahaan suku cadang terbesar di dunia dan memiliki pabrik di Lithuania. Pabrik di negara itu memproduksi sebagian besar suku cadang elektronik seperti kontroler untuk pintu dan kursi dan mengekspornya ke berbagai klien di seluruh dunia termasuk China.

Pada Sabtu (18/12) sumber industri mobil Jerman mengatakan tekanan tidak hanya dirasakan oleh Continental, tapi juga puluhan perusahaan lainnya yang sebagian besar bergerak di sektor otomotif dan pertanian.

Continental yang memasok semua produsen mobil terbesar di Jerman menolak memberikan komentar apakah diminta pemerintah China untuk memutus hubungan dengan Lithuania.

Kementerian Luar Negeri Cina membantah menekan perusahaan multinasional untuk tidak menggunakan produk Lithuania dan mengatakah perusahaan-perusahaan tidak lagi percaya pada Lithuania.

"Praktik 'satu Cina, satu Taiwan' sangat menganggu urusan dalam negeri China dan melanggar kepentingan utama China," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China.

"Saya mendengar banyak perusahaan China yang tidak lagi menjadikan Lithuania sebagai mitra terpercaya, Lithuania harus melihat diri mereka sendiri alasan mengapa perusahaan-perusahaan Lithuania menghadapi kesulitan dalam melakukan kerja sama ekonomi dan perdagangan di China," tambahnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement