REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wali Kota Medan Bobby Satria mengunjungi STMIK Primakara, Ahad (12/19) untuk mengetahui pengembangan ekosistem startup. Hal ini untuk memacu pertumbuhan ekonomi digital dan ekonomi kreatif di Bali.
Dalam kunjungan itu Bobby juga berdiskusi dengan pelaku startup digital dan pelaku ekonomi kreatif di Pulau Dewata mengenai pengembangan ekosistem startup digital dan digitalisasi UMKM. Dalam kunjungan ini Bobby Nasution didampingi Ketua STMIK Primakara Made Artana dan CEO Bithub (Bali Initiative Hub) Ida Bagus Agung Gunartawa.
Dalam kesempatan itu, Bobby juga memuji kiprah STMIK Primakara yang selama ini dinilai telah mampu menjadi jembatan bagi pelaku UMKM (khususnya startup) dengan pasarnya dan pemerintah. Dia pun mengundang pelaku ekonomi kreatif dan startup (perusahaan rintisan) di Bali dapat berkunjung ke Medan dan melihat langsung beberapa produk dari sana yang bisa dikolaborasikan.
“Bagus isinya disini. Mantap sekali pelaku UMKM dan startup binaan diinkubasi disini. Kampus ini mampu menjadi jembatan pelaku UMKM ke pasar, pemerintah, lembaga keuangan dan lainnya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Ahad (19/12).
Bobby Nasution mengakui kehadirannya STMIK Primakara untuk melihat dan belajar apa yang dilakukan pemerintah setempat dan STMIK Primakara. Diharapkan adanya kerja sama dan kolaborasi dengan Provinsi Bali untuk memajukan digitalisasi sektor UMKM serta memperkuat ekosistem startup digital di kedua daerah.
“Kita ingin kolaborasi untuk memajukan digitalisasi para pelaku UMKM. Banyak UMKM, startup yang kita lihat di sini. Kampus menjadi jembatan untuk bisa mengembangkan pelaku UMKM baik dari sisi pemasaran, kemudahan komunikasi yang inline dengan pemerintah. Ini menjadi ilmu bagi kami untuk bisa diterapkan di Medan,” ucapnya.
Dalam kesempatan sharing ini Bobby Nasution juga menyebut seringkali UMKM terkendala dapat maju karena tidak bisa memisahkan untuk keperluan usaha maupun kepentingan pribadi. Namun digitalisasi pembayaran, selain memudahkan sistem pembayaran juga memudahkan sistem pencatatan keuangan.
“Digitalisasi UMKM juga bukan berarti lantas menggantikan kontribusi pariwisata di Bali yang selama ini lebih dari 60 persen PDRB, tetapi harus saling mendukung. Hendaknya berjalan beriringan untuk meningkatkan pariwisata," ucapnya.