Rabu 22 Dec 2021 18:23 WIB

Omicron Mengancam, Tetapi WHO Tetap Berharap Dunia akan Lebih Aman Tahun Depan

WHO menaruh harapan bahwa pandemi Covid-19 di dunia bisa berakhir pada 2022.

 Spesialis pengujian COVID-19 Alex Honn, kanan, dan Tokeya Berry menguji seorang pengemudi di lokasi pengujian virus corona drive-up Selasa, 21 Desember 2021, di Bellingham, Wash. Pejabat kesehatan Washington mengatakan Selasa setidaknya 400 kasus COVID baru Varian -19 telah dikonfirmasi, tetapi omicron itu belum menyusul kasus delta di negara bagian itu. Selama dua minggu terakhir, negara bagian Washington rata-rata memiliki lebih dari 1.500 kasus baru, kemungkinan kasus COVID-19 sehari.
Foto: AP/Elaine Thompson
Spesialis pengujian COVID-19 Alex Honn, kanan, dan Tokeya Berry menguji seorang pengemudi di lokasi pengujian virus corona drive-up Selasa, 21 Desember 2021, di Bellingham, Wash. Pejabat kesehatan Washington mengatakan Selasa setidaknya 400 kasus COVID baru Varian -19 telah dikonfirmasi, tetapi omicron itu belum menyusul kasus delta di negara bagian itu. Selama dua minggu terakhir, negara bagian Washington rata-rata memiliki lebih dari 1.500 kasus baru, kemungkinan kasus COVID-19 sehari.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Dian Fath Risalah, Adysha Citra Ramadani, Lintar Satria, Reuters

Sejak mencapai angka terendahnya pada September 2021, angka reproduksi efektif atau Rt yang menggambarkan potensi penularan Covid-19 di masyarakat kembali meningkat. Meski meningkat, menurut Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, angka Rt di Indonesia masih terbilang rendah.

"Kenaikan yang terjadi masih cenderung terkendali karena Rt saat ini masih di bawah 1,” kata Wiku saat konferensi pers, dikutip pada Rabu (22/12).

Meskipun angka kenaikan Rt masih rendah, Wiku mengingatkan perlunya upaya untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus saat periode libur Natal dan tahun baru nanti serta mengingat adanya ancaman penularan varian Omicron. Salah satu upaya untuk mencegah terjadi perluasan kasus yakni dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan.

Sayangnya, berdasarkan data per 12 Desember menyebutkan bahwa masih ada sekitar 22,69 persen desa atau kelurahan yang tak patuh memakai masker. Sementara, sebesar 23,24 persen desa atau kelurahan yang tak patuh menjaga jarak.

“Terus mengupayakan protokol kesehatan di saat kondisi kasus sedang terkendali memang bukan hal yang mudah. Namun, protokol kesehatan merupakan strategi pengendalian pandemi yang mudah, murah, dan efektif dalam mencegah penularan,” ungkapnya.

Satgas tak bosan-bosannya meminta masyarakat untuk terus menjaga protokol kesehatan, karena menurut Wiku, pencegahan penularan varian Omicron tak bisa dilakukan hanya dengan capaian vaksinasi dosis lengkap. Wiku mencontohkan sejumlah negara dengan cakupan vaksinasi dosis lengkap yang justru masih mengalami kenaikan kasus, seperti di Amerika Serikat, Norwegia, dan juga Korea Selatan.

“Terlepas dari adanya varian Omicron, saat ini terdapat beberapa data yang menunjukan negara dengan cakupan vaksinasi dosis lengkap nyatanya masih dapat mengalami kenaikan kasus,” kata Wiku.

Di Amerika Serikat, cakupan vaksinasi dosis lengkapnya telah mencapai 61 persen dan saat ini tengah mengalami kenaikan kasus positif serta kematian akibat Covid-19. Sedangkan di Norwegia, cakupan vaksinasi dosis lengkapnya mencapai 71 persen serta di Korea Selatan yang bahkan telah mencapai 92 persen.

Sementara, cakupan vaksinasi dosis lengkap di Indonesia sendiri saat ini masih rendah, yakni baru mencapai sekitar 39 persen.

“Fenomena ini seyogiyanya dijadikan pembelajaran bersama bahwa strategi vaksinasi dalam penanganan pandemi Covid-19 tidak bisa berdiri sendiri,” kata Wiku.

Karena itu, Wiku mengimbau masyarakat agar tak melakukan perjalanan ke luar negeri jika tak mendesak. Masyarakat yang baru saja kembali ke Indonesia pun harus menaati kebijakan pelaku perjalanan internasional dan juga karantina.

“Seluruh kebijakan ini dibuat semata-mata untuk melindungi masyarakat dengan mencegah meluasnya varian Omicron dan mempertahankan kondisi kasus agar tetap terkendali,” jelas Wiku.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement