Kamis 23 Dec 2021 11:53 WIB

Taliban Setop Militer Pakistan Bangun Pagar Perbatasan

Pakistan memagari sebagian besar 2.600 kilometer perbatasannya dengan Afghanistan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang tentara Pakistan berjaga-jaga ketika orang-orang Afghanistan masuk ke Pakistan melalui titik penyeberangan perbatasan, di Chaman, Pakistan, Jumat, 20 Agustus 2021.
Foto: AP/AP
Seorang tentara Pakistan berjaga-jaga ketika orang-orang Afghanistan masuk ke Pakistan melalui titik penyeberangan perbatasan, di Chaman, Pakistan, Jumat, 20 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pasukan Taliban di Afghanistan mengganggu pembangunan pagar keamanan yang dilakukan militer Pakistan di sepanjang perbatasan dua negara. Pakistan memagari sebagian besar 2.600 kilometer perbatasannya dengan Afghanistan.

Pada Kamis (23/12), juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan Enayatullah Khwarazmi mengatakan pasukan Taliban menghentikan militer Pakistan membangun pagar 'ilegal' di sepanjang perbatasan sebelah timur Provinsi Nangarhar pada Ahad (19/12) lalu. Ia mengecilkan dampak insiden tersebut dengan mengatakan semuanya tampak normal.

Baca Juga

Angkatan bersenjata Pakistan tidak merespons permintaan komentar mengenai hal ini. Video yang tersebar di media sosial menunjukkan pasukan Taliban menyita gulungan kawat berduri dan seorang perwira militer memperingatkan tentara Pakistan yang ditempatkan di pos keamanan untuk tidak lagi mendirikan pagar di perbatasan.

Video tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen. Juru bicara Taliban Bilal Karimi mengatakan mereka sedang menyelidiki insiden tersebut.

Dua pejabat Taliban mengatakan, pasukan Taliban dan Pakistan saling berhadap-hadapan di perbatasan insiden tersebut dan situasinya tegang.  Dua sumber yang tidak menyebutkan namanya itu mengatakan usai insiden tersebut ada tembakan mortir di wilayah Pakistan di perbatasan tersebut.

Tembakan terdengar sepanjang perbatasan sampai Provinsi Kunar, Afghanistan. Belum diketahui bila kedua insiden itu saling berkaitan. Pejabat Taliban mengatakan helikopter militer Afghanistan terlihat berpatroli di daerah tersebut.

Pagar tersebut merupakan alasan utama memburuknya hubungan antara pemerintah Afghanistan sebelumnya yang didukung Amerika Serikat (AS) dengan Islamabad. Ketegangan saat ini menunjukkan isu itu juga masih perdebatan bagi Taliban walaupun kelompok tersebut dekat dengan Islamabad.

Sejak lama pemerintah asing menuduh Pakistan mendukung gerakan pemberontak itu untuk memerangi pemerintah yang didukung AS dan pasukan Barat. Islamabad menolak tuduhan tersebut.

Perbatasan di pegunungan tak tersentuh hukum itu kerap berubah-ubah sampai Pakistan mulai mendirikan pagar empat tahun yang lalu. Kini pembangunan pagar sudah mencapai 90 persen.

Insiden di perbatasan terjadi satu hari ketika delegasi asing dari seluruh dunia berkumpul di Islamabad dalam pertemuan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk membahas bencana kemanusiaan yang sedang berlangsung di Afghanistan.

Selama ini Kabul menentang demarkasi perbatasan yang ditetapkan selama masa kolonial Inggris. Perbatasan tersebut memisahkan keluarga-keluarga dan suku-suku dari kedua belah pihak.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement