REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro mengingatkan imunisasi dasar lengkap tetap penting dilakukan anak-anak meski saat ini tengah pandemi Covid-19. Sebab, vaksinasi dasar lengkap perlu diberikan karena bisa membangun kekebalan tubuh yang lebih baik.
"Meski pandemi atau bukan, imunisasi dasar lengkap sangat penting," katanya saat berbicara di konferensi virtual Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan bertema 'Tetap Sehat, Sambut Tahun Baru 2022 Bersama Keluarga', Senin (27/12).
Ia menambahkan, justru karena manfaat program imunisasi dasar rutin, beberapa penyakit menular berbahaya seperti cacar air hingga polio bisa ditekan bahkan hilang. Kalau tak ada vaksin ini, dia melanjutkan, penyakit berbahaya ini tidak ringan gejalanya. Orang yang terkena bisa meninggal dunia, kemudian penularan penyakitnya bisa tidak berhenti. Sebaliknya, jika semakin banyak populasi yang diimunisasi atau divaksinasi akhirnya diharapkan penyakit bisa dikendalikan bahkan hilang dari dunia ini.
"Saat pandemi Covid-19, imunisasi dasar lengkap ini justru semakin penting untuk dilakukan," katanya.
Pertama, dia melanjutkan, bisa membangun imunitas lebih baik, bisa melindungi risiko penyakit penyerta (komorbid) yang tinggi jika terinfeksi Covid-19. Selain itu, dia melanjutkan, penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) juga masih ada sehingga anak-anak harus kebal melawan penyakit yang lama.
"Ketua Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) baru saja memberikan keterangan pers bahwa imunisasi dasar lengkap merupakan kewajiban yang harus tetap dipenuhi orang tua," ujarnya.
Kemudian, dia melanjutkan, anak usia 6 hingga 11 tahun juga harus mendapatkan vaksin Covid-19. Vaksinasi ini merupakan perlindungan terkini yang diberikan sebagai ikhtiar melindungi anak-anak.
"Tetapi vaksin tidak menggantikan protokol kesehatan (prokes). Jadi, biasakan anak-anak menerapkan prokes," katanya.
Reisa meminta orang tua mengajari buah hatinya menggunakan masker dengan baik dan benar, hingga belajar cuci tangan. Selain itu, ia meminta pemerintah daerah (pemda), guru, orang tua hingga anak-anak harus menjamin sekolah aman dari Covid-19. Sebab, dia melanjutkan, pemerintah ingin anak kembali sekolah tatap muka seperti dulu karena sekolah adalah hal yang penting. Lebih jauh ia menegaskan, vaksin Covid-19 untuk anak usia 6 hingga 11 tahun juga sudah teruji keamannnya.
"Jadi, jangan percaya hoaks vaksin Covid-19 berbahaya. Vaksin Sinovac yang boleh diberikan ke anak-anak karena sudah diuji coba di kelompok usia ini," ujarnya.
Kemudian, dia melanjutkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan persetujuan penggunaan darurat (EUA) untuk Vaksin Covid-19 jenis Sinovac usia 6 tahun ke atas berdasarkan kajian pada setiap vaksin yang diberikan izin dan melihat laporan pemberian vaksin pada anak-anak. "Akhirnya Sinovac diperbolehkan diberikan untuk anak-anak usia 6 tahun ke atas," katanya.