Selasa 28 Dec 2021 13:00 WIB

Panen Padi 2022 Bakal Mundur, Bulog Antisipasi Pasokan Beras

Musim panen padi pertama diperkirakan mundur ke bulan Maret-April 2022.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja memeriksa stok beras di gudang Bulog (ilustrasi). Perum Bulog menyampaikan musim panen padi pertama pada 2022 diproyeksi mundur.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Pekerja memeriksa stok beras di gudang Bulog (ilustrasi). Perum Bulog menyampaikan musim panen padi pertama pada 2022 diproyeksi mundur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog menyampaikan musim panen padi pertama pada 2022 diproyeksi mundur. Diperlukan antisipasi pasokan agar kebutuhan beras nasional tetap aman demi mencegah lonjakan harga di awal tahun.

Direktur Utama Bulog, Budi Waseso, mengatakan, musim panen padi pertama diperkirakan mundur dari mulai Februari menjadi Maret-April. Mundurnya musim panen disebabkan iklim El-Nino.

Baca Juga

"Ini proyeksi kami di Bulog bahwa panen akan mundur. Tapi seandainya memang cuaca tidak menentu, Bulog masih punya stok yang memadai," kata Budi dalam konferensi pers di Kantor Pusat Bulog Jakarta, Selasa (28/12).

Ia mengatakan, berdasarkan proyeksi Badan Pusat Stattistik (BPS), total produksi beras pada kuartal pertama 2022 masih mencapai 11,6 juta ton meskipun belum memasuki panen raya. Adapun rata-rata konsumsi selama tiga bulan sekitar 7,8 juta ton atau 2,6 juta ton beras per bulan.

Sementara itu, total stok beras di gudang Bulog hingga akhir tahun ini mencapai 1 juta ton. "Jadi saya sampaikan masyarakat tidak perlu khawatir mengenai bahan pangan dasar khususnya beras karena situasinya masih surplus," katanya.

Lebih lanjut, Budi menambahkan, sepanjang 2021 total pengadaan beras Bulog dari dalam negeri mencapai 1,2 juta ton. Serapan yang tinggi itu mengamankan situasi perberasan domestik yang ditunjukkan dengan tidak adanya impor dalam tiga tahun terakhir.

"Penyerapan beras dalam negeri ini sangat membantu petani Indonesia yang kesulitan menjual beras mereka selama pandemi Covid-19 dan juga mempertahankan prestasi pemerintah untuk tidak impor beras selama tiga tahun terakhir,” ujar dia.

Adapun pada tahun 2022 mendatang, Bulog menargetkan akan kembali melakukan pengadaan atau penyerapan gabah setara beras sebanyak 1,2 juta ton. Sementara itu, dengan cadangan stok beras yang tetap dijaga dalam rentang 1 juta-1,5 juta ton, Bulog memastikan kebutuhan beras pada tahun depan akan aman sehingga impor beras dapat kembali dihindari.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement