Selasa 28 Dec 2021 18:34 WIB

SMRC: Jokowi dan Ganjar Berhasil Tingkatkan Elektabilitas PDIP

SMRC mengatakan Jokowi dan Ganjar berhasil tingkatkan elektabilitas PDIP.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bayu Hermawan
Direktur Program SMRC Sirojudin Abbas
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Direktur Program SMRC Sirojudin Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) merilis hasil survei terkait prospek partai politik dan calon presiden. Hasilnya, mayoritas partai yang berada di parlemen mengalami penurunan dibandingkan perolehan suara pada pemilihan umum (Pemilu) 2019.

Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas, menjelaskan bahwa hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang elektabilitasnya meningkat dibandingkan perolehan suara di Pemilu 2019. Pada kontestasi sebelumnya, partai berlambang kepala banteng itu mendapatkan perolehan suara sebanyak 19,3 persen dan meningkat menjadi 25,2 persen berdasarkan hasil survei terbaru.

Baca Juga

"Faktor utama yang menyebabkan kemajuan ini adalah kinerja Presiden Jokowi yang merupakan kader PDIP," ujar Sirojudin dalam rilis surveinya secara daring, Selasa (28/12).

Sirojudin menjelaskan, mayoritas publik puas dengan kinerja Jokowi sebagai presiden hingga saat ini. Hal tersebut berimplikasi besar terhadap elektabilitas PDIP yang terus mengalami kenaikan dalam setiap hasil survei.

"PDIP yang diuntungkan oleh penilaian publik ini karena Jokowi adalah kader PDIP," katanya.

Pasca pemilihan umum (Pemilu) 2019, PDIP juga terus menghadirkan kader-kader yang dikenal dan disukai publik. Salah satunya adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang elektabilitasnya selalu tinggi.

"Partai-partai lain tidak punya kader dengan daya tarik sekuat Jokowi dan Ganjar. Ini yang menjelaskan mengapa partai-partai itu tidak bisa bersaing sementara ini dengan PDIP," ujar Sirojudin.

Ia menjelaskan, Partai Golkar pada Pemilu 2019 mendapatkan perolehan suara sebanyak 12,3 persen. Adapun dalam survei terbaru SMRC pada medio Desember 2021, elektabilitasnya menjadi 10,8 persen.

"Partai Gerindra juga mengalami penurunan, di mana pada Pemilu 2019 mereka memperoleh sebanyak 12,6 persen. Kemudian menjadi 10,8 persen pada Desember," ujar Sirojudin.

Selanjutnya, elektabilitas Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada Desember 2021 sebesar 8,4 persen. Turun ketimbang perolehan suaranya pada Pemilu 2019, yakni 9,7 persen.

Elektabilitas Partai Demokrat sebesar 6,2 persen, turun dari 7,8 persen. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga mengalami penurunan dari 8,2 persen menjadi 5,1 persen.

Sementara itu, terdapat tiga partai yang memiliki elektabilitas kurang dari ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) sebesar 4 persen. Ketiganya, yakni Partai Nasdem (3,4 persen), Partai Persatuan Pembangunan (2,7 persen), dan Partai Amanat Nasional (1,8 persen)

"Nasdem, PAN, PPP belum aman untuk kembali lolos ke Senayan, masih kurang dari ambang batas 4 persen," ujar Sirojudin.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement