REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) melakukan berbagai persiapan untuk mendukung rencana kerja masif dan agresif pengeboran 400 hingga 500 sumur baru di Wilayah Kerja (WK) Rokan pada tahun depan. Hari ini (29/12), PHR meresmikan penggunaan fasilitas bernama PHR WK Rokan War Room yang diresmikan langsung Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.
Fasilitas tersebut adalah pusat kendali operasional kegiatan-kegiatan utama dalam rangka mendukung pencapaian target program pengeboran tahun depan. Dari fasilitas ini, data dan informasi perkembangan pelaksanaan program pengeboran dapat dipantau secara langsung atau real time. Keberadaan fasilitas ini akan mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan tepat sesuai kondisi di lapangan, sehingga target pengeboran 400 hingga 500 sumur baru dapat tercapai.
”War Room sebagai pusat kendali operasional merupakan upaya Pertamina dalam pencapaian efisiensi melalui Go Digital. Fasilitas ini sangat penting untuk pengambilan keputusan secara cepat oleh manajemen terutama untuk mencapai target produksi,” tutur Nicke dalam sambutannya.
Tampak juga hadir dalam acara peresmian itu antara lain Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Emma Sri Martini, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) - Subholding Upstream Budiman Parhusip, Direktur Utama PHR Jaffee A Suardin dan jajaran manajemen PHR WK Rokan.
Fasilitas War Room berlokasi di Kantor Utama PHR WK Rokan di Rumbai dan dilengkapi setidaknya enam layar utama. Data dan informasi ditampilkan dalam bentuk digital dashboard terkait Asset Development dan Drilling & Completion yang memantau aktivitas pengeboran dan jadwal pengeboran yang terintegrasi (Integrated Drilling Schedule); Facility Engineering yang mempersiapkan lokasi pengeboran dan membangun fasilitas produksi sumur; dan Operations & Maintenance yang memantau dan mengelola kegiatan produksi dan perawatan peralatan.
Melalui fasilitas ini dapat dipantau perkembangan kegiatan dan kondisi di lapangan melalui CCTV, termasuk kesiapan lokasi pengeboran, jumlah sumur yang akan dibor dan telah dibor dan yang telah diproduksikan; jumlah dan lokasi rig yang beroperasi; jumlah produksi minyak melalui visualisasi digital. Apabila ada kendala di lapangan, tim-tim terkait dapat langsung berdiskusi untuk mencari solusi terbaik dengan segera. Inilah salah satu wujud semangat Go Collaborative Pertamina untuk mencapai operasi hulu migas yang produktif dan efisien.
”Kami menyambut baik adanya War Room ini. Fasilitas ini dapat dijadikan percontohan untuk wilayah kerja lainnya di Subholding Upstream Pertamina,” ungkap Budiman Parhusip.
Sementara itu, Jaffee A Suardin menyampaikan dalam sambutannya, "WK Rokan memiliki target masif dan agresif, kami percaya fasilitas ini dapat mendukung pengeboran 400-500 sumur baru pada tahun depan, PHR berencana menambah jumlah rig, menjadi paling tidak 20 rig pengeboran. Saat ini, WK Rokan mengoperasikan 17 rig pengeboran. Pada tahun depan, target produksi rata-rata tahunan diharapkan naik menjadi sekitar 180 ribu barel per hari," ucapnya.
Untuk mencapai target tersebut harus didukung penyediaan barang dan jasa pendukung secara tepat waktu, penyiapan lahan, dan dukungan dari para pemangku kepentingan terkait, baik itu pemda maupun masyarakat sekitar. Selain itu, PHR berupaya menjaga base production, menjaga keandalan fasilitas dan peralatan operasi, meningkatkan kapasitas fasilitas untuk menyesuaikan dengan peningkatan produksi, menjajaki teknologi baru serta mengembangkan migas non konvesional dalam rangka mengoptimalkan produksi dari WK Rokan.
Rencana kerja masif dan agresif merupakan bagian dari upaya untuk target produksi WK Rokan 300 ribu BOPD pada tahun 2025 dan tentunya berkontribusi optimal pada target nasional produksi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD di tahun 2030.
Untuk diketahui, sejak alih kelola Blok Rokan oleh Pertamina pada 9 Agustus 2021 hingga Desember 2021, PHR WK Rokan berhasil mengebor sebanyak 131 sumur baru. Sementara, jumlah produksi Blok Rokan mencapai rata-rata produksi 162 ribu barrel oil per day (BOPD) selama 2021.