Senin 03 Jan 2022 20:26 WIB

Dampak Omicron Ringan, Australia akan Buka Perekonomian

Perekonomian Australia dibuka saat kasus Covid-19 varian Omicron melonjak

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Perawat Terdaftar Niamh Costello mendemonstrasikan Tes Antigen Cepat Covid-19 di fasilitas pengujian drive-through yang didirikan oleh Blooms the Chemist di tempat parkir pusat perbelanjaan Royal Randwick, di Sydney, Australia, 06 Oktober 2021.
Foto: EPA-EFE/DAN HIMBRECHTS
Perawat Terdaftar Niamh Costello mendemonstrasikan Tes Antigen Cepat Covid-19 di fasilitas pengujian drive-through yang didirikan oleh Blooms the Chemist di tempat parkir pusat perbelanjaan Royal Randwick, di Sydney, Australia, 06 Oktober 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pemerintah Australia akan melanjutkan rencana untuk membuka kembali perekonomiannya di tengah rekor kasus Covid-19. Hal itu dilakukan karena pemerintah menilai dampak varian baru Omicron masih lebih ringan, meski jumlah pasien Covid-19 di rumah sakit meningkat.

Menteri Kesehatan Federal Greg Hunt mengatakan saran untuk pemerintah, bahwa jenis Omicron lebih mudah menular. Namun, Omicron juga lebih ringan daripada varian lainnya yang terbukti mengurangi risiko bagi individu dan sistem kesehatan.

Baca Juga

Sementara itu, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, negaranya akan lebih fokus pada ekonomi untuk bisa hidup bersama Covid-19. "Kita harus berhenti memikirkan jumlah kasus dan memikirkan penyakit serius, hidup dengan virus, mengelola kesehatan kita sendiri dan memastikan bahwa kita memantau gejala-gejala itu dan kita menjaga ekonomi kita tetap berjalan," kata Morrison seperti dikutip laman Al Arabiya, Senin (3/1).

Baca: UEA Larang Warga Belum Vaksinasi Pergi ke Luar Negeri

Rekor jumlah kasus harian dilaporkan pada Senin (3/1) di negara bagian Victoria, Queensland, Australia Selatan dan Tasmania, serta Wilayah Ibu Kota Australia. Di New South Wales, tercatat 20.794 kasus, lebih tinggi dari angka harian Ahad, dan di bawah rekor harian 22.577 yang ditetapkan pada Sabtu. Angka pengujiannya lebih rendah selama liburan akhir pekan Tahun Baru.

Pada Senin (3/1), total harian nasional mencapai rekor lebih dari 37.150 kasus, melebihi 35.327 kasus pada Sabtu. Australia Barat dan Northern Territory masih melaporkan perkembangan jumlah kasus Covid-19.

Baca: India Gencar Vaksinasi Remaja demi Antisipasi Covid-19 Omicron

Rawat inap naik menjadi 1.204 di New South Wales, naik lebih dari 10 persen dari Ahad dan lebih dari tiga kali lipat tingkat pada Hari Natal. Ketua Dewan Asosiasi Medis Australia New South Wales, Michael Bonning mengatakan, peningkatan signifikan dalam rawat inap dikombinasikan dengan periode liburan puncak dan jumlah petugas kesehatan yang terpapar Covid-19 memberi tekanan pada kapasitas.

"Dengan periode Natal dan dengan pekerja rumah sakit yang dirumahkan karena status kontak dekat mereka, kami menemukan bahwa menjadi sangat sulit untuk staf, terutama area kritis rumah sakit," kata Bonning.

Baca: Negara-Negara Eropa Dikepung Kasus Covid-19 Omicron

Pada akhir Desember, pemerintah mengubah sarannya tentang kapan orang harus mendapatkan tes PCR gratis untuk Covid-19. Pemerintah juga menyerukan penggunaan tes antigen cepat yang lebih besar yang sebagian untuk mengurangi tekanan pada kapasitas pengujian.

Namun, tes antigen cepat kekurangan pasokan. Morrison mengatakan pemerintah tidak akan menanggung biaya bagi orang untuk menguji diri mereka sendiri, seharga 10,90 dolar AS.

"Kami berada di tahap lain dari pandemi ini sekarang, di mana kami tidak bisa berputar dan membuat semuanya gratis," katanya.

Sebanyak delapan kematian akibat Covid-19 telah dilaporkan pada Senin. Angka kematian baru menjadikan jumlah korban nasional karena pandemi menjadi lebih dari 2.260.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement